Social Icons

May 9, 2015

Polisi Saudi Arabia Mulai Membayar Harga atas Kepongahan Bani al-Saud

Islam times - Jantung kerajaan Saudi Arabia, Riyadh, perlahan-lahan mulai terlihat seperti kota Detroit atau bahkan New York, penembakan dan pembunuhan terhadap pihak keamanan mulai terjadi. Pemicunya sama seperti polisi Amerika yang kejam dan gemar menembak korban tanpa memberikan kesempatan membela diri kepada korban. Dan di Riyadh, dalam beberapa pekan terakhir, polisi kerajaan tengah menghadapi serangkaian serangan penembakan dan pembunuhan. Insiden terbaru adalah tewasnya seorang komandan patroli di selatan ibukota pada Jumat, 08/05/15, yang diberondong peluru oleh sekelompok bersenjata tak dikenal.


Kondisi ini seolah-oleh menegaskan, posisi-polisi kerajaan Saudi Wahabi menjadi target favorit penembakan kelompok-kelompok tertentu tak dikenal, seperti di Detroit dan New York, AS. Sebuah tantangan serius yang mungkin bagi mereka adalah lawan tanding seimbang dibanding rakyat miskin Yaman.

Komandan patroli polisi Majed A'iz al-Ghamedi tewas ditembak mati oleh sekelompok bersenjata tak dikenal pada Jumat kemarin (08/05/15) saat beroperasi di selatan Riyadh, demikian menukil laporan Saudi Press Agency (SPA).

Sebelum ini, beberapa serangkaian penembakan juga menewaskan beberapa polisi di dan sekitar Riyadh pada bulan April lalu.

Pada saat yang sama, Menteri Dalam Negeri Muhammad bin Nayef, -menjadi terkenal karena kesulitan menghadapi kejahatan dan tantangan besar,- meminta pihak kepolisiian mengetatkan keamanan dan memerintahkan untuk menangani setiap agitasi dengan tangan besi.

Meskipun sejauh ini tidak diketahui siapa penyerangnya, -bahkan mungkin intelijen Saudi tidak akan mampu mengidentifikasi pelaku,- satu yang jelas, tren pembunuhan yang menargetkan pihak keamanan benar-benar menghantui Bani al-Saud.

Bahkan saat intelijen kerajaan belum kelar mengumumkan penyelidikan kriminal atas kasus itu, insiden lain malah tumbuh berkembang, yang lagi-lagi menargetkan personil polisi.

Otak dari sejumlah serangan dalam beberapa pekan terakhir masih simpang siur, bahkan beberapa analis berspekulasi, para pelakunya adalah para pekerja dari Yaman, kelompok al-Qaeda atau kelompok Takfiri ISIS binaan Bandar bin Sulthan untuk menambah tensi didih sengketa keluarga.

Diluar spekulasi ini, satu yang pasti, siapapun otak di balik serangan, rezim Badui Najd tengah menghadapi masalah yang berkembang dan semakin meningkat tajam.

Perbedaan pendapat internal yang kian mendidih selama bertahun-tahun dan sekitar 40.000 tahanan politik mendekam di penjara, menambah catatan-catatan kejahatan lain bani al-Saud.

Serangan Bani al-Saud tak bermoral di Yaman juga dipandang sebagai alasan yang hanya memperburuk masalah yang hingga saat ini sama sekali belum mencapai tujuan apapun. Bahkan, jika semakin lama krisis ini dipupuk, semakin dalam Bani al-Saud akan terjebak dalam rawa di Yaman yang mereka gali.

Prestasi mengilap Bani Saud di Yaman adalah membunuh ribuan rakyat sipil dan meluluhlantakkan struktur dan infrastruktur negara miskin Arab, Yaman.

Beberapa informasi menyebar, sekitar 150.000 tentara dikerahkan di sepanjang perbatasan dengan Yaman. Meski jumlah angka ini diperdebatkan, tetapi apa yang tak terbantahkan adalah banyak dari tentara Bani Saud yang melarikan diri dari medan tempur menghindari mati konyol dan sia-sia. Meski serangan udara Bani Saud menyebabkan kerusakan besar, namun hal itu tidak mengendurkan semangat pejuang Ansarullah atau mengikis semangat rakyat Yaman.

Sebaliknya, semangat yang dibangun rakyat Yaman justru memperlihatkan wajah jelek Bani al-Saud, sifat sejati mereka sebagai musuh kemanusiaan tak bermoral.

Kini, polisi mulai membayar harga mahal dengan nyawa mereka atas kepongahan Bani al-Saud. Kedepan, beberapa dari mereka akan segera mencucurkan air mata kebencian terhadap nilai-nilai dan kejahatan mengerikan keluarga Bani al-Saud.
Comments
0 Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...