Ukraina kembali menghadapi gelombang serangan udara paling masif dari Rusia sejak invasi dimulai pada Februari 2022. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia meluncurkan total 530 senjata udara, mencakup 477 serangan pesawat nirawak atau drone dan 60 rudal. Serangan ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang berkelanjutan.
Sumber sumber dari Rusia mengklaim jumlah yang lebih spesifik, menyebutkan lebih dari 400 drone, sekitar 45 rudal jelajah, 25 rudal balistik 9K720 dari sistem Iskander M, dan sekitar setengah lusin rudal balistik Kinzhal.
Meskipun skala serangan begitu besar, Angkatan Udara Ukraina mengklaim bahwa hanya satu orang tewas dan enam lainnya terluka akibat gelombang serangan ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keakuratan atau pemilihan target oleh Rusia, dengan narator dalam laporan awal menyoroti perbedaan dengan serangan sekutu sekutu Amerika yang disebut sering menimbulkan banyak korban sipil. Namun, perlu digarisbawahi bahwa perang tetap harus dihentikan.
Serangan udara kali ini menargetkan beberapa wilayah, termasuk Ukraina Barat yang jauh dari garis depan. Wilayah Lviv menjadi salah satu area yang paling parah diserang, dengan kebakaran melanda fasilitas industri di kota Drohobych setelah serangan drone yang juga menyebabkan pemadaman listrik di beberapa bagian kota.
Gelombang serangan Rusia kali ini juga disebut telah menyebabkan jatuhnya satu pesawat tempur F 16 milik Ukraina. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa salah satu jet tempur F 16 pasokan Barat jatuh setelah mengalami kerusakan saat terus menerus menembak jatuh target udara. Pilot pesawat tempur F 16 tersebut dilaporkan gugur saat bertugas.
Moskow menunjukkan bahwa mereka tidak akan berhenti selama masih memiliki kemampuan untuk meluncurkan serangan udara besar besaran. Dalam sepekan terakhir saja, tercatat lebih dari 114 rudal, lebih dari 1.200 serangan drone, dan hampir 100 bom luncur menuju Ukraina. Serangan serangan ini secara khusus menargetkan sasaran jauh di belakang garis depan di seluruh Ukraina Barat, terutama di wilayah Ternopil, Khmelnytskyi, Ivano Frankivsk, dan Rivne.
Meskipun adanya laporan sabotase yang menghancurkan beberapa pembom Rusia seperti TU 95MS dan TU 22M3, hal tersebut tidak menghentikan gelombang serangan ke Ukraina. Rusia diyakini memiliki platform rudal yang dapat diproduksi sendiri, menunjukkan kemandirian militer yang kuat.