Komandan Angkatan Udara Pakistan (PAF) Pakistan telah memerintahkan untuk menembak jatuh pesawat jet tempur dan pesawat nirawak (drone) Amerika Serikat (AS) jika melangar kedaulatan Pakistan. Perintah itu juga berlaku untuk pesawat tempur asing lainnya.
Dalam perintahnya, Kepala PAF Marsekal Sohail Aman mengingatkan lagi sebuah insiden pelanggaran kepercayaan bersejarah mengenai proyek jet tempur F-16 buatan AS yang dibayar oleh Pakistan, namun tidak pernah diterima.
Komentar perlawanan terhadap Amerika ini muncul dalam pidato yang disampaikan Aman dalam sebuah pameran AirTech 17 di Air University di Islamabad, hari Kamis. Pejabat tinggi militer itu memuji kecakapan Angkatan Udara Pakistan yang membela kedaulatan negaranya.
”Kami melakukan kesalahan dalam kasus Osama bin Laden, tapi sekarang kedaulatan negara akan dilindungi dengan segala cara,” katanya.
Kesalahan yang dimaksud Amman itu adalah membiarkan serangan komando pimpinan CIA pada bulan Mei 2011 di mana helikopter Black Hawk AS lalu lalang dari Jalalabad, Afghanistan ke Abbottabad, Pakistan. Dalam serangan, termasuk pembunuhan terhadap Osama bin Laden itu, AS tidak memberitahukannya kepada Pakistan sebagai pemilik kedaulatan.
”Kami tidak akan mengizinkan siapapun untuk melanggar wilayah udara kami,” kata Aman seperti dikutip dari The Times of India, Sabtu (9/12/2017).
“Tembak jatuh pesawat tak berawak, termasuk pesawat tempur AS, jika mereka memasuki wilayah udara kita, melanggar kedaulatan negara serta integritas teritorial,” lanjut Aman.
AS menerbangkan misi drone ke Pakistan dan melakukan serangan udara terhadap tersangka militan di wilayah yang bergolak di dekat perbatasan Afghanistan. Praktik tersebut telah memicu kemarahan di kalangan orang-orang Pakistan karena jumlah korban tewas dari kalangan sipil meningkat.
”Di masa lalu, pesawat tak berawak telah menyerang sasaran di Pakistan, sebelumnya mungkin dengan persetujuan pemerintah Pakistan, namun dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Pakistan belum memberikan persetujuan seperti itu,” kata Talat Masood , seorang pensiunan jenderal bintang tiga militer Pakistan kepada Russia Today.
Masood menjelaskan bahwa Pakistan dipaksa untuk melindungi kedaulatannya untuk menghindari skenario “Arab Spring” yang terjadi sepanjang tahun