Kedua belah pihak memiliki strategi sendiri-sendiri untuk memerangi ISIS, tetapi AS memiliki sedikit pengalaman jauh lebih lengkap dalam hal ini, meskipun keberhasilan AS sangat minimal untuk menghalau pertumbuhan dan kemajuan kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
Pekan-pekan kemarin, dunia seakan dikagetkan dengan kedatangan Marinir dan Angkatan Udara Rusia ke pelabuhan Suriah, Tartous yang kemudian menimbulkan sejumlah besar analisa dari para pengamat perang di seluruh dunia. Sebagian menuduh, Rusia kemungkinan besar akan intervensi militer langsung dan fokus dalam perang melawan kelompok Takfiri ISIS di Suriah.
Sekarang sudah jelas, Rusia sudah memulai operasi militer di Suriah dalam memerangi Takfiri ISIS, lalu apa peran AS yang katanya memimpin Koalisi Anti ISIS?
Apakah AS hanya bermain petak umpet dalam memerangi kelompok Takfiri bentukannya sendiri? Apakah AS akan berkoordinasi dengan Rusia? Apakah AS akan menghindari Rusia?
Jelas, kedua belah pihak memiliki strategi sendiri-sendiri untuk memerangi ISIS, tetapi AS memiliki sedikit pengalaman jauh lebih lengkap dalam hal ini, meskipun keberhasilan AS sangat minimal untuk menghalau pertumbuhan dan kemajuan kelompok ISIS di Suriah dan Irak.
Sisi lain, Rusia tampaknya sudah siap mengambil pendekatan yang sama terhadap AS; namun, bedanya, Rusia tidak merengek-rengek mencari bantuan dari negara-negara Arab untuk memerangi kelompok bentukan AS dan Saudi ini.
Tapi sebaliknya, Rusia memiliki kontingensi tinggi yang melibatkan kekuatan dunia lain dengan tidak menghadirkan AS, yakni Republik Cina.
Pada Selasa pagi, 23/09/15, sebuah kapal angkatan laut Cina dilaporkan melakukan perjalanan melalui kanal Suez, Mesir memasuki Laut Mediterania; tetap tujuannya sejauh ini belum dikonfirmasi.
Namun, menurut pernyataan seorang pejabat senior Angkatan Darat Arab Suriah (SAA) yang ditempatkan di pantai Suriah, Latakia, personel militer Cina dan aset udara negara Cina dijadwalkan akan tiba dalam beberapa minggu mendatang (6 minggu) ke port Tartous, tetapi pejabat itu tidak bisa memberikan rincian mengenai paket kiriman Cina tersebut.
Rusia sendiri membuat kejelasan mengenai ini, bahwa Cina akan mengambil peran aktif dalam konflik di Suriah, bahkan informasi yang datang dari militer Cina untuk Suriah memberikan penjelasan kongkrit mengenai kontingensi Cina-Rusia dan Suriah.
Tampaknya Rusia tidak akan memerangi kelompok Takfiri ISIS sendirian. Rencana ini mirip dengan ide AS mengenai koalisi angkatan udara, hanya saja, Rusia lebih terlibat di tanah; hal yang selama ini dihindari oleh AS dan boneka Arab sejak awal perang mereka melawan ISIS.
Tidak ada ruang atau perlombaan senjata, Cina dan Rusia secara aktif meregangkan otot-otot mereka melalui kuasanya untuk memerangi kelompok Takfiri binaan AS dan negara-negara Arab di Suriah. - Islam Times