Rusia telah dua kali mengirim peringatan kepada militer Amerika Serikat (AS) dalam seminggu terakhir. Dalam peringatannya, Rusia bersama unit-unit rezim Suriah siap mengambil wilayah yang diduduki oleh tentara AS.
Rusia mengklaim bahwa ada militan di daerah yang dilindungi oleh pasukan AS. Peringatan Moskow secara tajam meningkatkan kekhawatiran komanda AS bahwa pasukan Amerika akan berisiko jika Rusia melancarkan serangan. Hal ini telah memicu peringatan AS ke Moskow untuk tidak menentang kehadiran militer AS.
Beberapa pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa pusat basis koalisi anti-ISIS yang dipimpin AS berada di al Tanf. Pasukan AS membantu memantau zona eksklusi 55 km di sekitar al Tanf. Mengingat lokasinya dekat perbatasan Suriah, Yordania dan Irak, garnisun al Tanf dilihat sebagai lokasi strategis utama ketika AS, Iran dan Rusia bersaing untuk pengaruh di wilayah tersebut.
Ada kekhawatiran Rusia dapat menggunakan pesawat atau kapal perang angkatan laut mereka di Mediterania timur untuk meluncurkan serangan rudal terhadap apa yang mereka katakan sebagai militan. Ini akan memicu konfrontasi yang secara tidak sengaja dapat menarik pasukan AS jika penargetan Rusia tidak tepat.
Sejauh ini, tidak ada penumpukan pasukan darat Rusia setelah diamati dalam beberapa hari terakhir, kata para pejabat. Para pejabat AS tidak mengatakan bagaimana Moskow menyampaikan peringatannya ke Washington.
Menteri Pertahanan James Mattis dan Jenderal Joseph Dunford, ketua Kepala Staf Gabungan, mengetahui adanya data intelijen terbaru, kata para pejabat. Pasukan AS di daerah, seperti biasa, memiliki hak membela diri jika mereka diserang dan tidak perlu meminta izin dari tingkat yang lebih tinggi dari pemerintah sebelum bertindak.
Sementara situasinya digambarkan oleh salah satu pejabat AS sangat mengkhawatirkan, jelas ada kepentingan AS dalam membahas peringatan Moskow untuk memastikan Rusia memiliki pandangan yang jelas dari setiap respon militer AS yang potensial.
"Kami telah benar-benar menyarankan mereka untuk tetap keluar dari At Tanf," kata seorang pejabat AS. "Kami diposisikan untuk merespon," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (7/9/2018).
"Amerika Serikat tidak berusaha untuk melawan pemerintah Suriah atau kelompok yang mungkin memberikan dukungannya. Namun, jika diserang, Amerika Serikat tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan yang diperlukan dan proporsional untuk mempertahankan pasukan AS, koalisi atau mitranya," seorang pejabat pertahanan mengatakan kepada CNN.
Para pejabat AS, bagaimanapun, berhenti membahas senjata militer apa dan langkah-langkah yang ada untuk melindungi pasukan AS.
Keluhan Rusia tentang kehadiran calon pejuang al-Qaeda atau ISIS di zona penyangga bukanlah hal baru, kata pejabat AS. Tetapi dengan serangan yang didukung Rusia oleh pasukan rezim Suriah di daerah Idlib di utara, ada kekhawatiran Moskow bisa melihat ini sebagai waktu optimal untuk melakukan operasi ofensif ganda.