Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara resmi menyatakan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran sebagai organisasi teroris. Keputusan Washington menetapkan badan militer negara lain sebagai kelompok teroris ini merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah.
Pengumuman disampaikan Presiden Donald John Trump pada hari Senin waktu Washington. Trump mengabaikan ancaman Teheran bahwa langkah semacam itu akan memicu serangan balasan terhadap pasukan Amerika, terutama yang berada di Timur Tengah.
Meski telah diumumkan pada hari Senin, status IRGC sebagai organisasi teroris dalam daftar Organisasi Teroris Asing (FTO) Amerika baru akan berlaku pada 15 April 2019. "Tindakan ini mengirimkan pesan yang jelas ke Teheran bahwa dukungannya untuk terorisme memiliki konsekuensi serius," kata Trump dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan komandan senior militer AS yang selama ini berbagi kekhawatiran dengan Trump tentang Iran dan IRGC-nya menentang penetapan yang dilakukan Presiden Trump. Alasannya, langkah itu bisa memicu serangan balasan terhadap pasukan AS di Timur Tengah dan masalah yang dapat ditimbulkan bagi mitra AS yang bermasalah dengan Iran.
Pentagon menolak membahas apa yang dilakukan militer AS untuk melindungi pasukan Amerika dari tindakan balas dendam oleh IRGC atau milisi yang pro-Iran di berbagai tempat seperti di Irak.
Salah seoran pejabat AS mengatakan penunjukan itu tidak berarti militer AS akan mulai memperlakukan IRGC seperti al-Qaeda, Islamic State (ISIS) atau kelompok militan lain yang dapat ditargetkan sesuai keinginan.
"Ini bukan tentang pergi berperang dengan Iran atau membunuh sekelompok orang Iran. Sama sekali tidak," kata salah seorang dari pejabat AS tersebut, seperti dikutip Reuters, Selasa (9/4/2019). Dia menambahkan militer AS belum diberi arahan baru untuk "mengejar" pasukan Iran.
Jason Blazakis, seorang mantan pejabat Departemen Luar Negeri yang mengawasi proses pelabelan organisasi teroris asing, mengatakan dia yakin penunjukan IRGC sebagai organisasi teroris dilakukan semata-mata karena alasan politik simbolis dan domestik yang dapat memiliki konsekuensi mematikan bagi pasukan AS.
Sindo