Situs Dahiya dalam artikelnya bertanggal 9 Februari 2018 mengklaim bahwa Presiden Suriah Bashar Al-Assad baru-baru ini menolak permintaan Israel—yang disampaikan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin—untuk menghapus sekitar 70.000 rudal yang siap digunakan Hizbullah di seluruh wilayah Suriah.
Suriah dan Hizbullah Lebanon, menurut laporan itu, akan bergabung untuk melawan Israel. Selain itu, aktivitas intens sedang dilakukan untuk membawa lebih banyak rudal Iran ke Suriah melalui Irak, sehingga dalam waktu satu tahun Hizbullah akan memiliki 500.000 rudal di Suriah. Jumlah itu belum termasuk yang telah dikerahkan di Lebanon.
Laporan itu diterbitkan setelah serangan udara Israel di Suriah pada 7 Februari 2018 sebagai respons atas penyusupan pesawat nirawak (UAV) Iran dari Suriah ke wilayah Israel. Serangan udara Tel Aviv itu direspons militer Suriah dengan rentetan tembakan rudal anti-pesawat yang menjatuhkan salah satu jet tempur F-16 Israel.
SINDOnews.com pada Selasa (13/2/2018) melansir kutipan artikel soal klaim 70.000 rudal Hizbullah di Suriah yang siap ditembakkan ke Israel. Kutipan artikel itu aslinya berbahasa Arab dan telah diterjemahkan Middle East Media Research Institute (MEMRI). Berikut kutipan selengkapnya :
“Selama) kunjungan perdana menteri entitas musuh Israel, Benjamin Netanyahu ke Moskow, dia secara resmi meminta Rusia untuk campur tangan terhadap pimpinan Suriah untuk menghapus sekitar 70.000 rudal yang telah ditempatkan Hizbullah di tanah Suriah dengan persetujuan dari komando militer Suriah dan khususnya Presiden Suriah Bashar Al-Assad.”
“(Rudal-rudal ini) dimaksudkan untuk ditembakkan ke wilayah Palestina yang diduduki (Israel) dari wilayah Suriah. Mereka secara signifikan mempersulit (aktivitas) angkatan udara musuh Israel, (karena itu) harus membombardir rudal dan basis Hizbullah di Lebanon selain basis-basis yang tersebar di seluruh Suriah, yang terdapat 70.000 rudal jarak jauh Iran yang ditujukan untuk musuh Israel.”
“Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan permintaan musuh Israel kepada Presiden Suriah Dr. Bashar Al-Assad, dan yang terakhir mengumumkan bahwa Suriah menolak untuk menghapus rudal Hizbullah meskipun ada peringatan Israel (bahwa jika senjata-senjata itu tidak dilenyapkan), hal itu akan menghancurkan Damaskus dan membombardir tentara Suriah sampai berkeping-keping. Assad (bahkan) mengumumkan bahwa kali ini tentara Arab Suriah dan Hizbullah akan melakukan kampanye rudal gabungan melawan Israel, di mana Suriah akan menembakkan rudal Scud jarak jauh, di mana Suriah memiliki 1.600 unit.”
”Musuh sekarang dikelilingi 450 kilometer dari perbatasannya oleh rudal Hizbullah dan para ahli Iran (siap) untuk menembakkan rudal-rudal ini ke wilayah Palestina yang diduduki (Israel) dari setiap wilayah Lebanon dan terutama dari setiap wilayah Suriah. Hizbullah ingin memperluas persenjataan rudalnya di Suriah, sehingga jika perang berlangsung dalam waktu lama, maka akan ada cadangan besar rudal jarak jauh Iran. Oleh karena itu, aktivitas intens sedang berlangsung sepanjang rute Iran-Irak-Suriah untuk mengangkut rudal Iran (ke Suriah). Iran memiliki lebih dari dua juta rudal jarak jauh, dan bertindak untuk menyediakan Hizbullah dengan gudang rudal jarak jauh untuk ditempatkan di seluruh Suriah. Rudal tersebut memiliki jarak tempuh 1.100 km dan dapat menjangkau Palestina yang diduduki (Israel) dari setiap titik di Suriah. Jika musuh Israel tetap menganggur dan tidak berperang selama setahun, Hizbullah akan mengerahkan setengah juta rudal ke tanah Suriah, selain rudalnya yang sudah ada di Lebanon, tapi yang terutama di seluruh Suriah, sehingga pesawat Israel akan Sulit untuk menargetkan basis Hizbullah di sana.”
”Presiden Suriah Dr. Bashar Al-Assad telah mengizinkan tentara Arab Suriah untuk memperluas setiap bantuan yang diperlukan kepada Hizbullah, yang secara diam-diam menggali fasilitas rudal bawah tanah untuk menginstal rudal dan peluncur rudal otomatis. Silo akan dilengkapi dengan pintu besar yang naik sampai ketinggian tiga meter untuk memungkinkan peluncuran rudal, kemudian segera menutup dan mengelabui dengan bersatu bersama tanah, sehingga pesawat Israel tidak dapat menemukan (silo).”
”Tampaknya Israel merasa benar-benar terancam oleh senjata rudal Hizbullah yang berkembang di Suriah, terutama karena Suriah sangat besar, dan oleh karena itu, ini memberikan peringatan yang jelas bahwa rudal Hizbullah harus dilepaskan, dan bahwa pengiriman rudal lagi dari Iran ke Hizbullah harus dicegah, jika tidak maka akan memulai perang melawan Hizbullah di Lebanon dan Suriah.”
Pemerintah maupun militer Israel belum berkomentar atas laporan tersebut. Namun, fakta bahwa Nentanyahu memang pernah menemui Presiden Vladimir Putin di Moskow untuk memintanya campur tangan mengendalikan Suriah, Iran dan Hizbullah sebelum Israel bertindak lebih jauh.