Social Icons

Jul 27, 2016

Turki 'Tawan' Personil Militer Amerika

Polisi Turki 'menawan' sekitar 1.500 personil militer Amerika beserta keluarganya di pangkalan udara NATO di Incirlik di selatan Turki. Bersama mereka terdapat puluhan bom nuklir taktis.

Seperti dilaporkan media berpengaruh Israel, DEBKAfile, 20 Juli lalu, setidaknya selama empat hari sejak terjadinya kudeta militer yang gagal tanggal 16 Juli, para personil militer Amerika itu berada dalam 'tawanan' Turki, tanpa aliran listrik dari luar. Akibatnya secara efektif tidak ada operasi
militer terhadap ISIS di Suriah dan Irak yang dilancarkan dari pangkalan ini.

Menurut laporan tersebut, kasus penawanan ini menjadi salah satu pembicaraan serius melalui telepon antara Presiden Barack Obama dengan Presiden Turki Thayyep Erdogan paska kudeta gagal tersebut. Erdogan menuntut Obama untuk mengekstradisi Fethullah Gullen, pelarian Turki yang tinggal di Amerika dan musuh utama Erdogan, yang dituduh sebagai dalang kudeta. Namun Obama menolak.

Penawahan personil militer Amerika itu, sebut DEBKAfile, dijadikan Erdogan untuk menggertak Amerika.

Namun, meski menjadi kasus yang sangat serius, hal ini luput dari perhatian pers Amerika, termasuk para politisi yang selama ini bersikap keras kepada pemerintah seperti Donald Trump. Kasus ini hanya menjadi laporan singkat media Rusia yang menulis judul: "Para penyidik Turki menggeledah pangkalan udara Incirlik dimana bom-bom nuklir Amerika berada.”

Penggeledahan itu, sebut DEBKAfile, dilakukan oleh para penyidik Kejaksaan Agung dengan kawalan ratusan personil polisi. Tidak disebutkan kapan penggeledahan itu dilakukan dan apakah penawanan tersebut masih berlangsung.

"Pangkalan itu berada di bawah kepungan sejumlah besar polisi, terputus aliran listrik selama beberapa hari kecuali beberapa generator lokal yang akan segera kehabisan bahan bakar. Tekanan ini tampaknya menjadi methode Erdogan untuk memaksa Washington untuk mengekstradisi Fethullah Gulen, yang dituduh telah memimpin percobaan kudeta gagal dari tempat pengasingannya di Pennsylvania, Amerika," tulis laporan itu.

Komandan pangkalan tersebut, Brigjen Bekir Ercan, telah ditangkap sebagai salah satu pemimpin kudeta yang telah mengirim sejumlah pesawat dan helikopter tempur untuk mendukung kudeta. Ia merupakan salah satu dari sekitar 6.000 personil militer yang ditangkap karena keterlibatan dalam kudeta.

Puluhan ribu orang telah ditangkap karena keterlibatan dalam kudeta, termasuk 9.000 polisi, 3.000 jaksa serta sejumlah dosen, guru dan wartawan senior.

Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menuduh Amerika terlibat dalama kudeta, minimal secara pasif, karena mengetahui pengerahan peralatan militer dari pangkalan tersebut untuk melakukan kudeta dan tidak melaporkannya kepada pemerintah Turki. Menteri Perburuhan Süleyman Soylu, bahkan secara terang-terangan mengatakan: “Amerika di belakang kudeta ini,” demikian seperti ditulisnya di akun Twitter miliknya.

Presiden Obama sendiri telah membantah desas-desus dirinya mengetahui rencana kudeta tersebut, meski hal itu sangat patut dipertanyakan mengingat kemampuan peralatan inteligen Amerika-NATO di Incirlik memungkinkan Amerika meretas semua saluran komunikasi di Turki.

Menurut laporan media Iran seperti dikutip Gilad Atzmon di blognya, Minggu (24 Juli), inteligen Rusia mengetahui rencana kudeta dan mengingatkan Erdogan beberapa saat sebelum tentara komando pemberontak menyerbu hotel peristirahatan Erdogan di Marmaris. Hal inilah yang telah menyelamatkan Erdogan dari kudeta.  - Cahyono Ady Blog
Comments
0 Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...