Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zaharova mengatakan, sebuah operasi militer skala penuh di Ghouta Timur tak terelakkan dan perlu untuk dilakukan secepat mungkin. Alasanya, untuk membersihkan militan, sehingga warga sipil dapat keluar dari kota itu.
"Warga sipil tidak dapat meninggalkan wilayah tersebut melalui koridor kemanusiaan yang diciptakan oleh Rusia, karena serangan terus-menerus," ucap Zakharova, seperti dilansir Anadolu Agency pada Sabtu (3/3).
Rusia diketahui kembali membuka jeda kemanusiaan selama lima jam di wilayah Ghouta timur. Ini adalah kali keempat Rusia membuka jeda kemanusiaan di Ghouta timur dalam kurun waktu sepekan terakhir.
Sementara itu, sebelumnya Komisaris Tinggi HAM PBB, Zeid Ra'ad al-Hussein mengatakan bahwa kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan kemungkinan terjadi di Ghouta Timur dan di tempat lain di Suriah dan harus dirujuk ke Pengadilan Pidana Internasional.
Zeid kemudian mengatakan, meskipun jeda lima jam yang diumumkan oleh Rusia untuk memungkinkan bantuan medis dan kemanusiaan, serangan udara dan serangan darat terus berlanjut.
"Selain itu, badan-badan kemanusiaan telah membuat sangat jelas bahwa tidak mungkin untuk memberikan bantuan selama jendela lima jam, karena tidak cukup satu hari untuk bisa melewati pos pemeriksaan," katanya.
Sindo