Angkatan Udara AS dan National Nuclear Security Administration (NNSA) berhasil melakukan tes penerbangan pertama bom nuklir B61-12 dari Boeing F-15E Strike Eagle di Tonopah Test Range di Nevada.
Senjata ini diperbarui dari B61 yang dibuat pada tahun 1960-an dengan perakitan kit ekor yang diproduksi oleh Boeing. Senjata ini telah dikembangkan sejak 2012 lalu dan akan menjadi senjata taktis nuklir utama yang dibawa oleh pasukan AS dan NATO setelah memasuki pelayanan di tahun 2020 awal dengan mengkonsolidasikan empat varian yang ada (B61-3, -4, -7, dan -10).
NNSA mengatakan dalam sebuah pernyataan pers 1 juli, bahwa uji terbang ini adalah yang pertama dari tiga yang akan digelar tahun ini. Tes merupakan tonggak utama dalam program ini.
“Melakukan uji terbang pertama B61-12 memberikan bukti yang jelas dari komitmen kita untuk terus mempertahankan B61 dan memberikan jaminan kepada sekutu kami,” kata Don Cook, wakil administrator NNSA untuk program pertahanan.
“Tes ini menunjukkan kinerja yang sukses di lingkungan penerbangan realistis oleh F-15E USAF dari Nellis Air Force Base,” kata badan tersebut.
Bom akhirnya akan diintegrasikan dengan F-35A Block, F-16 Fighting Falcon, B-2A Spirit dan PA-200 Tornado. Menurut angkatan udara, pembangunan senjata ini akan terus hingga tahun anggaran 2018 sebelum kemudian akan masuk ke fase produksi.