Blok regional Afrika Barat, ECOWAS menyatakan pasukan negara-negara Afrika barat saat ini dalam kondisi siaga satu. Pasukan ini sewaktu-waktu bisa dikirim ke Gambia, untuk memaksa presiden negara itu, Yahya Jammeh tetap menolak untuk mundur.
"ECOWAS telah menempatkan pasukan dalam posisi siaga dalam kasus Presiden Gambia Yahya Jammeh, jika dia tetap menolak mundur ketika mandatnya berakhir pada 19 Januari mendatang," kata Presiden ECOWAS, Marcel de Souza dalam sebuah pernyataan.
"Para pemimpin di kawasan telah menawarkan Jammeh cara yang terhormat untuk mundur, tetapi jika dia tidak mengambilnya maka pasukan bisa dikerahkan," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Jumat (23/12).
ECOWAS sendiri sebelumnya memang telah meminta secara baik-baik kepada Jammeh, agar dia mundur dari posisinya saat ini dengan damai. Namun, Jammeh justru menolak dan mengecam upaya tersebut.
"Saya bukan pengecut. Hak saya tidak bisa diintimidasi dan dilanggar. Ini adalah posisi saya. Tidak ada yang bisa menghalangi saya dari kemenangan kecuali Allah SWT. Pertemuan ECOWAS adalah formalitas. Sebelum mereka datang, mereka sudah mengatakan Jammeh harus mundur. Saya tidak akan mundur," ucap Jammeh beberapa waktu lalu.
Desakan untuk mundur ini datang setelah Jammeh menolak hasil pemilu di Gambia, dimana dia kalah oleh Adama Barrow. Jammeh pada awalnya sejatinya menerima hasil pemilu yang dilihat sebagai momen penuh harapan itu.
Namun, tidak lama berselang, ia merubah keputusannya dan mengatakan ia akan menantang hasil pemilihan ke Mahkamah Agung. Jammeh mengatakan bahwa pemilu pada 1 Desember lalu penuh dengan kecurangan.