Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan militan Takfiri yang telah melakukan kejahatan keji di Timur Tengah dan Afrika Utara, tidak memiliki hubungan dengan Islam dan tokoh agama yang paling dihormati Nabi Muhmamd SAW.
Hassan Nasrallah menyatakan bahwa upaya untuk menodai citra Islam telah memasuki fase baru, dan menekankan bahwa semua Muslim menanggung tanggung jawab untuk mengutuk kekejaman militan Takfiri dan memperkenalkan kepada masyarakat internasional bahwa kejahatan mereka tidak sama sekali terkait dengan Islam.
Dia juga menyatakan bahwa ideologi di balik ekstrimisme berasal dari Wahabisme, dan Wahabi telah menutup mata atas masalah kritis Muslim, khususnya di Palestina.
Nasrallah melanjutkan dengan mengatakan bahwa umat Islam di seluruh dunia harus mengecam kebiadaban ekstrimis Wahabi, dan tidak ada agama atau ideologi yang setuju dengan kebengisan kelompok teroris Takfiri Daesh/ISIS.
Sekjen Hizbullah lebih lanjut mengutuk upaya menghubungkan Daesh atau kelompok teroris lainnya dengan Islam, upaya tersebut sebagai bagian dari skenario hitam terhadap agama ilahi.
“Agama kami dan nabi kita Muhamamd SAW telah disalahgunakan dalam beberapa tahun terakhir. Takfiri adalah mereka yang telah menyalahgunakan agama kita dan Nabi kita, karena mereka melakukan kejahatan atas nama agama ini dan nabi Muhammad SAW, kekejaman Takfiri adalah pembantaian nyata kepada kemanusiaan dan budaya,” kata Nasrallah.
Nasrallah juga mengecam keras video yang dirilis ISIS baru-baru ini, yang dimaksudkan untuk menunjukkan dua tentara Turki dibakar hidup-hidup di kota barat laut Suriah, Aleppo, yang menyatakan bahwa Turki membayar harga atas dukungan mereka kepada teroris ISIS.
Dia juga mengkritik pemerintah Turki tidak menggunakan standar ganda dalam perang melawan terorisme, dan menyerukan para pejabat Turki untuk mengadopsi sikap yang jelas mengenai ISIS.
Beralih ke pembebasan Aleppo dan pengembalian kota strategis pada kontrol penuh pemerintah, Nasrallah menyatakan pembebasan Aleppo sebagai salah satu prestasi terbesar dalam pertempuran melawan teroris Takfiri.
“Dukungan yang ditawarkan oleh negara-negara Arab kepada militan di Suriah selama enam tahun terakhir melampaui tingkat bantuan yang diberikan kepada warga Palestina selama 60 tahun,” kata Sekjen Hizbullah.
Ia juga mengatakan kekalahan militan di Suriah adalah hasil dari pengorbanan bangsa Suriah, tentara serta pejuang.
Nasrallah juga mengkritik Barat dan beberapa outlet media Arab yang membuat cerita bohong di Aleppo, mengatakan jaringan media Arab dan Barat menyesatkan opini publik dunia dengan menampilkan gambar-gambar palsu setelah operasi militer Suriah di Aleppo.
“Outlet Media menunjukkan gambar anak-anak Yaman, kemudian mengklaimnya sebagai gambar anak-anak Suriah,” katanya.
Dia menggambarkan pembebasan Aleppo sebagai kemenangan besar dan kemajuan utama pada tingkat politik dan militer, serta mengatakan bahwa Amerika Serikat berusaha memblokir solusi politik di Suriah.
“Masa depan Suriah harus diputuskan oleh Suriah sendiri,” ujar Nasrallah.
Nasrallah juga menyambut pembentukan pemerintahan baru di Libanon, yang menyatakan bahwa pemerintahan baru harus mengatasi semua masalah di negara itu, dan bukan hanya cukup untuk tugas yang tercantum dalam undang-undang pemilihan.
Dia sangat menolak tuduhan bahwa Hizbullah berusaha untuk menguasai semua lembaga di Lebanon, dan menekankan bahwa gerakan perlawanan hanya ingin memastikan bahwa pemerintah Lebanon yang baru merupakan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. (ARN)