Wilayah Catalonia atau Catalunya kembali menyuarakan keinginan untuk merdeka dari Spanyol. Keinginan untuk pisah dari Spanyol itu semakin kuat setelah parlemen Catalonia di Barcelona memberikan persetujuan.
Wali Kota San Pere de Torello, Jordi Fabrega, kepada Sputniknews, mengatakan bahwa sejak Inggris memilih Brexit (keluar dari Uni Eropa) dalam referendum beberapa waktu lalu, banyak warga Catalonia bertanya-tanya mengapa mereka tidak memilih merdeka juga.
Dari total 135 anggota parlemen Catalonia, 72 di antaranya pro-kemerdekaan Catalonia.
Dalam Pemilu bulan September 2015, pihak pro-kemerdekaan Catalonia memenang mutlak atas kursi parlemen untuk pertama kalinya. Dua bulan kemudian, parlemen mengajukan resolusi yang menyerukan Catalonia untuk memulai pisah dari Spanyol.
Keinginan untuk merdeka itu juga dimotivasi oleh hasil referendum tidak mengikat yang digelar oleh Pemerintah Catalonia pada bulan November 2014. Hasil referendum itu, 80 persen pemilih memilih untuk memisahkan diri dari Spanyol.
Namun, Mahkamah Konstitusi Spanyol memutuskan bahwa referendum yang diikuti lebih dari 2 juta orang dari total sekitar 5,4 juta pemilih yang berhak memberikan suara itu sebagai keputusan ilegal.
Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, juga telah berhasil mengajukan banding ke Mahkamah Konstitusi guna menantang rencana Catalonia untuk memisahkan diri.
Menurut sebuah jajak pendapat yang diterbitkan pekan lalu oleh Catalan government's Center for Opinion Research, jumlah pendukung kemerdekaan Catalonia telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, dan sekarang sudah melebihi lawan.
Hasil jajak pendapat tersebut menunjukkan, 47,7 persen suara mendukung kemerdekaan Catalonia dan 42,2 persen suara menentang. Pada bulan Maret lalu, jajak pendapat menunjukkan, 45,3 persen responden mendukung kemerdekaan Catalonia, dan 45,3 persen menentang.
“Brexit juga memainkan peran, banyak orang Catalonia bertanya pada diri sendiri mengapa beberapa negara diperbolehkan untuk memutuskan masalah dengan referendum, dan ada juga yang tidak. Mayoritas warga Catalonia ingin menentukan nasib wilayah dengan suara yang demokratis, dan bukan keputusan sepihak,” kata Fabrega.
”Orang-orang ingin merdeka karena pemerintah Spanyol tidak mendengarkan, tidak bereaksi terhadap masalah mereka. Ada perasaan bahwa jalur komunikasi telah terputus. Masalah ekonomi semakin memburuk, utang nasional Spanyol baru-baru ini melebihi PDB, dan tidak ada yang sedang dilakukan untuk mencari jalan keluar dari situasi ini,” lanjut dia.
“Selain itu, korupsi semakin parah. Itu sebabnya mayoritas berpikir bahwa lebih baik untuk membangun sebuah negara baru yang merdeka, untuk memulai dari awal sebuah Catalonia yang memiliki potensi besar. Ini bisa menjadi negara yang jauh lebih baik dari Spanyol,” imbuh Fabrega , yang dilansir semalam (29/7/2016). - Sindo
Jul 30, 2016
0 Comments