VIVA - Pasukan Houthi yang didukung unit militer,
merebut pangkalan udara al-Anad sekitar 60 kilometer utara Aden, Rabu,
25 Maret 2015, dari pasukan yang setia pada Presiden Yaman Abd-Rabbu
Mansour Hadi.
Dikutip Reuters, Houthi yang bersekutu
dengan beberapa unit militer Yaman, terus bergerak maju hingga 40
kilometer dari kota pelabuhan, di mana Hadi saat ini berada setelah
melarikan diri dari ibukota Sanaa, Februari lalu.
Pertempuran
hebat dilaporkan terjadi antara milisi Houthi dan pasukan yang setia
pada Hadi, sebelum direbutnya al-Anad, menandai perkembangan signifikan
dalam upaya mereka merebut Aden.
Direbutnya al-Anad membuat Hadi
tidak dapat lagi mengandalkan pesawat-pesawat militer Yaman, untuk
melindungi Aden dari serangan Houthi. Sebaliknya akan mempercepat
jatuhnya Aden.
Sebelumnya Houthi dilaporkan telah menggunakan
pesawat, untuk melakukan serangan udara ke istana kepresidenan di Aden.
Sehingga al-Anad menjadi lokasi strategi bagi Houthi untuk meningkatkan
serangan mereka.
Al-Anad selama ini juga menjadi markas intelijen
Amerika Serikat (AS), untuk mengawasi aktivitas Al-Qaeda di Semenanjung
Arab (AQAP). Namun, AS telah mengevakuasi personel militernya dari
Yaman pada pekan lalu.
Menurut sumber AS, al-Anad selama ini menjadi markas pasukan AS, termasuk 100 personel pasukan khusus mereka.