Para pejabat militer Amerika Serikat (AS) menyatakan sebuah perang skala penuh antara negara-negara hampir pasti terjadi dan akan sangat mematikan. Peringatan ini muncul seiriing kebijakan China dan Rusia meningkatkan kemampuan militernya.
Mayor Jenderal William Hix memperingatkan bahwa kecerdasan buatan dan senjata canggih akan mempercepat laju perang. Peringatan ini datang setelah Rusia dan China mengerahkan pasukan militer konvesional dalam jumlah besar, sementara Korea Utara (Korut) melakukan uji coba nuklir meskipun telah dijatuhi sanksi oleh PBB.
"Konflik konvesional di masa depan akan sangat mematikan serta cepat, dan kita tidak memiliki stopwatch. Kecepatan di mana mesin dapat membuat keputusan di masa depan akan menantang kemampuan kita untuk mengatasinya, menuntut hubungan baru antara manusia dan mesin," katanya seperti dikutip dari laman Express, Kamis (6/10/2016).
Hix merujuk pada kemajuan teknologi China dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Ia pun memperingatkan bahwa perkembangan tersebut harus memaksa Gedung Putih untuk mempersiapkan diri dalam skala yang belum pernah dilihat militer AS sejak perang Korea.
Sementara petinggi militer AS lainnya, Letnan Jenderal Joseph Anderson, mengatakan AS menghadapi ancaman dari sebuah negara bangsa yang modern yang bertindak agresig dalam persaingan militer. Sedangkan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mark Milley mengatakan ancaman itu hampir pasti dan tentara AS harus bersedia untuk terlibat dalam perang cyber dan siap untuk bertarung di perkotaan yang kompleks. Dia menambahkan: "Meskipun kami sudah siap sekarang, kita akan ditantang."
Katharina McFarland, bertindak asisten sekretaris militer untuk akuisisi, logistik, dan teknologi senjata mengklaim masa depan perlu dirancang lebih baik. "Sebagai seorang insinyur, saya pikir dalam hal antarmuka yang sederhana - tidak peduli apa helikopter, Anda bisa masuk dan mengoperasikannya."