Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu, mengklaim intervensi Presiden Vladmir Putin telah menyelamatkan Suriah dari potensi invasi NATO atas tuduhan Suriah gunakan bom kimia tahun 2013. Shoigu mencatat, NATO sudah menyiapkan sekitar 624 rudal jelajah untuk menginvasi Suriah.
Menurut Shoigu, Putin sukses meyakinkan semua pihak bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad tunduk untuk menghancurkan senjata kimia yang dimilikinya.
”Apa yang akan terjadi jika presiden kami (Vladimir Putin) gagal meyakinkan dan menerapkan ide penyerahan dan penghancuran senjata kimia?,” kata Shoigu di stasiun televisi Rossiya-24, semalam (15/8/2016).
“Jika kami hanya berbicara tentang rudal jelajah, ada 624 rudal jelajah, sejauh yang saya ingat, siap untuk melaksanakan serangan besar-besaran terhadap Suriah dalam waktu 24 jam,” lanjut Menhan Rusia ini.
Shoigu mengatakan, akan sangat sulit untuk mengembalikan struktur negara Suriah jika serangan berskala besar NATO saat itu benar-benar terjadi.
Pada tahun 2013, Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, sudah menyetujui rencana invasi terhadap Suriah setelah menyalahkan Pemerintah Assad atas serangan gas sarin di pinggiran Damaskus yang dikuasai pemberontak Suriah.
Namun, rencana itu batal setelah Putin menengahi perselisihan dengan menjamin rezim Suriah memusnahkan senjata kimianya dengan pengawasan Organisasi Anti-Senjata Kimia di bawah mandat PBB.
Dalam perkembangan terkini di Suriah, Shoigu mengatakan bahwa Rusia dan AS sedang dalam pembicaraan untuk mengatasi krisis di Aleppo. Dia berharap, upaya itu bisa memastikan perdamaian di Aleppo yang dalam beberapa hari ini jadi medan tempur antara pasukan Assad dan pemberontak Suriah. - Sindo