Presiden Turki, Tayyip Erdogan kembali menunjukan rasa kesalnya kepada pemimpin negara Barat. Dalam sebuah wawancara dengan Le Monde, Erdogan menyebut, negara Barat tidak memiliki empati kepada Turki dan gagal menunjukan simpati pada Turki paska upaya kudeta yang gagal bulan lalu.
Erdogan menuturkan, Barat dalam sejumlah kesempatan tidak memberikan dukungan kepada Turki, tapi justru melemparkan kritikan. Negara-negara Barat mengkritik sikap Ankara yang dinilai berlebihan menanggapi upaya kedeta gagal.
"Pemimpin Barat gagal untuk memberikan Turki dukungan yang diperlukan, menyusul kudeta militer dan lebih fokus pada pembersihan yang kami lakukan," ucap Erdogan dalam wawancara itu, seperti dilansir Sputnik pada Selas (9/8).
Pemimpin Turki itu menyatakan, satu-satunya negara yang menunjukan dukungan kepada Turki adalah Rusia. Menurut Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin sejak awal lansung menunjukan dukungannya, dan tidak pernah sekalipun mengkritik kebijakan yang diambil Turki.
"Ketika Putin menelepon saya untuk (mengekspresikan) belasungkawa, ia tidak mengkritik saya untuk menembak atau menahan mereka yang diduga terkait dengan kudeta," kata Erdogan. Sementara itu, semua orang Eropa bertanya mengenai mengapa begitu banyak tentara yang ditahan, mengapa begitu banyak PNS yang kami pecat?" ucapnya.
Bagi Presiden Turki, ini adalah bukti bahwa mereka tidak memahami skala apa yang terjadi di negeri ini. "Alih-alih menunjukkan empati, para pemimpin Barat memiliki reaksi yang berlawanan. Ini membuat kita sedih dan itu tidak bisa diterima," tukasnya. - Sindo