Pasukan Suriah mengatakan mereka telah menembak jatuh pesawat pengintai tak berawak AS di wilayah timur negara yang dilanda perang.
Pesawat mata-mata itu ditembak jatuh pada hari Minggu di provinsi Deir ez-Zour, serangan koalisi pimpinan AS ini telah menewaskan 80 tentara Suriah sehari sebelumnya.
Pasukan Suriah juga berhasil merebut kendali atas sebagian besar posisi ISIS di daerah pegunungan al-Tharda pada hari Minggu, setelah serangan udara AS di dekat pangkalan udara yang memberi teroris kesempatan untuk menyerbu daerah tersebut.
Suriah dan Rusia juga mengerahkan jet tempur ke daerah sekitar pangkalan udara Deir ez-Zour, daerah yang diduduki oleh teroris ISIS dan jalan yang menghubungkan kota Suriah timur yang diperangi ke kota Mayadeen, yang terletak 45 kilometer (30 mil) di sebelah tenggara.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengirim dua surat kepada Sekretaris Jenderal PBB dan kepala Dewan Keamanan, di mana ia menegaskan bahwa agresi AS pada posisi militer Suriah di pegunungan al-Tharda di sekitar bandara militer Deir Ezzor, adalah serangan serius dan terang-terangan di Republik Arab Suriah.
Sputnik melaporkan pada Minggu (18/09) bahwa para pejabat militer AS mengaku bertanggung jawab atas serangan bom terhadap posisi tentara Suriah yang membuka jalan bagi serangan ISIS secara besar-besaran terhadap pasukan pemerintah Assad dan yang menewaskan 80 personel tentara Suriah, tetapi berkilah bahwa serangan itu adalah kecelakaan dengan sasaran yang sebenarnya dituju adalah teroris Daesh/ISIS.
Churkin mempertanyakan mengapa AS tiba-tiba memilih untuk “membantu” tentara Suriah di Deir ez-Zor setelah bertahun-tahun, mengingat bagaimana selama ini pasukan Amerika memilih hanya mengamati gerakan para teroris ‘dan tidak melakukan “apa-apa ketika ISIS maju menguasai Palmyra”.
“Itu cukup signifikan dan tidak mungkin sebuah kecelakaan, bahwa hal itu terjadi hanya dua hari sebelum kesepakatan Rusia-Amerika seharusnya sampai pada kekuatan penuh,” tambah Churkin.