Social Icons

Aug 5, 2015

As Waspadai Siluman J-20 Dan J-31 China


Sepanjang sejarahnya, Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) dari Republik Rakyat Cina (RRC) telah tertinggal dalam hal kekuatan udara dengan negara lain. Tetapi sekarang, RRC telah menatap jalur produksi jet tempur “generasi kelima” buatan dalam negeri guna mengimbangi F-22 Raptor dan F-35 Lightning II AS.

Banyak pejabat AS dan pilot menduga bahwa Cina telah menggunakan teknologi yang dicuri dari AS untuk membantu program pembangunan senjata mereka. RRC juga memanfaatkan teknologi manufaktur aditif (lebih dikenal sebagai 3D-printing) untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi dalam manufaktur pesawat. J-20 Black Eagle diharapkan bisa beroperasi penuh pada tahun 2018, dan model siluman kedua, J-31 Gyrfalcon, pada tahun 2020.


Jika benar, jet tempur generasi baru China bisa memiliki dampak besar pada kemampuannya untuk mempertahankan wilayah udara mereka , atau untuk melakukan serangan udara jika melawan negara lain, terutama Taiwan.


Kemajuan Terbaru Angkatan Udara China

Antara tahun 1990 dan 1992 RRC membeli 24 Su-27 Flanker dari Rusia dan sedikit memodifikasi desain untuk menjadi J-11 Flanker B +. Sebagai tanggapan, AS menjual 150 F-16 Fighting Falcon ke Taiwan. Akuisisi generasi keempat Su-27 telah membawa Angkatan Udara China memasuki era modernitas, dan menjadikan mereka menjadi semakin mampu.

Pada tahun 2010, setengah dari armada Angkatan Udara China masih mengoperasionalkan jet Soviet model setelah 1950 dan 1960 yakni MiG-19 dan MiG-21 Fishbed. Tetapi dalam lima tahun terakhir China mampu meningkakan secara signifikan kekuatan udara mermeka. Baru-baru ini, RRC dan Rusia telah hampir menyelesaikan kesepakatan untuk mentransfer 24 Rusia Su-35 yang merupakan pesawat tempur generasi 4 ++.

Saat ini Angkatan Udara China bergantung pada J-11 sebagai pesawat tempur utama. Namun, model ini sebagian besar belum terbukti. Pesawat ini mungkin paling dikenal sebagai varian tempur yang terlibat dalam insiden Agustus 2014 di mana satu J-11 mencegat pesawat pengintai P-8A USN Poseidon 135 mil timur dari pulau Hainan. Dua kali J-11 terbang dalam jarak 50 yard dari pesawat AS dengan manuver agresif.


Kemampuan Generasi Kelima

Sejak 2008 RRC telah bekerja untuk merancang dan memproduksi konsep generasi kelima, baik untuk digunakan sendiri atau dijual ke negara lain. Dua perusahaan di Cina telah bekerja pada desain ini yakni: Chengdu Aircraft Industry Group (J-20) dan Shenyang Aircraft Corporation (J-31). Keduanya anak dari Aviation Industry Corporation of China (AVIC), perusahaan milik negara.

Sangat mungkin J-20 dan J-31 akan melengkapi satu sama lain ketika diintegrasikan ke gudang Angkatan Udara China. J-20 lebih dekat untuk menjadi operasional, dengan penerbangan uji perdana pada tahun 2011 dan diperkirakan akan mencapai kemampuan operasional awal pada tahun 2018.

Karena kedua jet masih dalam tahap prototipe, kemampuan sebenarnya dari pesawat ini masih misterius. Namun spekulasi yang muncul J-20 akan menyediakan sistem serangan jarak jauh yang mampu mencapai titik mana saja di wilayah Pasifik Barat, dan menggabungkan desain siluman.

Dalam konflik, J-20 kemungkinan akan dikerahkan di pertempuran udara ke udara dengan misi membatasi cakupan radar dan menyerang berbagai musuh. J-31 bisa menjadi pelengkap ampuh untuk J-20, mirip dengan kemitraan yang direncanakan dari F-22 dan F-35.

Sementara J-20 diharapkan memiliki kemampuan dogfighting unggul, J-31 akan menjadi jet tempur yang sempurna untuk Angkatan Udara China melaksanakan serangan darat untuk menjalankan strategi anti-access area-denial (A2AD) di Pasifik Barat. J-20 sedikit lebih cepat, dengan kecepatan maksimum Mach 2,5 dibandingkan dengan Mach 2 untuk J-31. Kedua pesawat memiliki radius tempur sekitar 2000km (1.242 mil).

Para pejabat AS percaya bahwa J-31 akan bisa menyamai atau melebihi kemampuan jet tempur generasi keempat AS seperti F-15 Strike Eagle dan F / A-18 Super Hornet, dan bahkan mungkin bersaing dengan F-22 atau F- 35. Tapi hal ini akan sangat tergantung pada beberapa faktor termasuk kualitas pilot China, jumlah pesawat yang dihasilkan, dan keandalan radar serta peralatan lainnya. Pada akhir 2014, Presiden AVIC Lin Zhouming membuat prediksi berani dengan mengatakan, “Ketika [J-31] terbang maka dia pasti bisa mengalahkan F-35. Ini sebuah kepastian.”
Comments
0 Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...