Social Icons

Aug 17, 2015

F-22 Raptor dengan Kemampuan Multi-Role Tanpa Tanding



F-22 Raptor multirole
F-22 Raptor telah muncul sebagai aset tempur paling dapat diandalkan koalisi pimpinan AS dalam mendukung pesawat koalisi selama serangan udara di Suriah dan Irak.

Pada awal Juli, F-22 Raptor Angkatan Udara AS memang hanya terbang 204 sorti dari 44.000 total sorti diluncurkan oleh koalisi untuk menggempur di Suriah dan Irak. Sebulan yang lalu, pesawat tempur siluman multirole dikerahkan ke pangkalan udara Al Dhafra di UAE telah menjatuhkan 270 bom pada target di 60 lokasi dari total 7.900 lokasi yang diserang seluruh pesawat yang tergabung dalam Operasi Inherent Resolve.

Meskipun serangan lebih banyak dilakukan oleh aset lainnya, peran yang dimainkan oleh F-22 tetap penting untuk menjamin keamanan dari pesawat lain yang terlibat dalam kampanye udara. Raptor bertindak sebagai pesawat peperangan elektronik dengan kekayaan sensornya.

Pesawat ini benar-benar membuktikan dirinya sebagai pesawat multi-role yang mampu menggempur, perang elektronik, pengawalan, dan mata-mata. Pesawat tempur paling mahal di dunia ini menjadi pesawat pengawal pesawat lain saat masuk dan keluar dari area sembari mengumpulkan rincian tentang sistem musuh dan menyebarkan data intelijen dengan aset lain yang mendukung misi untuk meningkatkan kesadaran situasional secara keseluruhan.

“Kami beroperasi secara teratur di Irak dan Suriah. Sensor canggih F-22 dan karakteristik siluman memungkinkan kita untuk beroperasi lebih dekat ke target sehingga pesawat lain juga bisa masuk dengan lebih sedikit risiko dan target yang lebih pasti, “kata Letnan Kolonel J. (nama dirahasiakan untuk alasan keamanan ) dalam rilis Air Expeditionary Wing 380 baru-baru ini. “Kami memberikan peningkatan kesadaran situasional untuk pesawat koalisi lainnya sekaligus juga menjatuhhkan rudal presisi udara ke darat. Hal ini memungkinkan kita untuk mengurangi risiko untuk pasukan kami sementara mengurangi risiko korban sipil. Ini adalah benar-benar pesawat multirole”.

F-22 dengan radar canggihnya mengumpulkan rincian tentang target musuh. Kemudian berbagi “gambar” dengan pesawat serangan, komando dan kontrol aset, serta pesawat Airborne Early Warning sembari mengawal pesawat berawak atau tak berawak lainnya. Seperti yang terjadi ketika mereka memfasilitasi serangan udara balasan yang dilakukan oleh F-16 Royal Jordanian Air Force setelah ISIS membakar hidup-hidup pilot Maaz al-Kassasbeh yang pada 24 Desember 2014.

F-22 Raptor juga tetap menjalankan fungsi serangan dengan menggunakan senjata presisi dipandu berupa dua GBU-32 JDAM (Joint Direct Attack Munitions) seberat 1.000 pounds atau 8 GBU-39 small diameter bombs (SDB).”[ SDB] sangat akurat dari jarak yang sangat jauh dan memiliki jaminan potensi kerusakan terendah dari senjata apapun dalam persediaan kami,” katanya sebagaimana dilansir Telegraph Sabtu 15 Agustus 2015.
Comments
0 Comments
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...