LiputanIslam - Menlu Inggris Philip
Hammond mengatakan negaranya siap untuk menerima rudal-rudal jelajah AS
sebagai upaya menghadapi ‘tanda-tanda mengkhawatirkan tentang serangan
Rusia’.
“Kami akan mempelajari hal ini. Kami bekerjasama erat dengan AS. Akan
ada sebuah keputusan yang diambil bersama jika hal itu telah
dipertimbangkan,” kata Hammond kepada BBC, Minggu (7/6), terkait konflik di Ukraina timur yang kembali memanas.
“Terdapat tanda-tanda yang mengkhawatirkan dengan peningkatan
aktifitas militer Rusia dan dengan cara Rusia mengendalikan pasukan
separatis (di Rusia Timur),” kata Hammond tentang kondisi terakhir di
Ukraina Timur dimana pertempuran sengit kembali pecah.
Hammond kembali menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah
meningkatkan ketegangan di Ukraina timur, sekaligus melanggar
kesepakatan gencatan senjata bulan Februari lalu.
“Pada saat kita akan ikut pertemuan G7 dan kemudian Dewan Eropa untuk
membahas sanksi-sanksi (terhadap Rusia), kita harus memberikan
peringatan yang sangat jelas kepada Rusia bahwa kita tidak akan
mentoleransi segala pelanggaran perjanjian gencatan senjata Minsk II,”
kata Hammond.
Namun Hammond buru-buru membantah negara-negara barat bermaksud memprovokasi Rusia, melainkan hanya memberkan peringatan.
Sebelumnya, pada hari Rabu (3/6) Ratu Elizabeth II dalam sebuah
pernyataan politik yang jarang dilakukan, mengingatkan Rusia untuk
menghormati integritas Ukraina. Peringatan Ratu Inggris ini memberikan
sinyal kuat tentang keseriusan Inggris menghadapi konflik Ukraina.
Pernyataan ini hampir bersamaan dengan pernyataan Presiden Ukraina Petro
Poroshenko tentang kemungkinan Rusia melakukan serangan terhadap
Ukraina.
Hal inilah yang memaksa Presiden Putin harus membuat pernyataan pers, menolak tuduhan Rusia tengah berencana melakukan serangan.
“Menurut saya hanya orang sakit yang berfikir Ruaia akan menyerang
NATO. Menurut saya beberapa negara mendapatkan keuntungan dengan membuat
orang-orang takut kepada Rusia,” kata Putin dalam wawancara dengan
media Italia Il Corriere della Sera, Sabtu.
Sejak Perang Dunia II tahun 1942, AS memiliki pasukan di Inggris yang
terbagi ke dalam 3 komando, United States Air Forces in Europe (USAFE),
Strategic Air Command (SAC), dan Air Mobility Command (AMC).