Sindo - Situs anti kerahasiaan WikiLeaks menerbitkan sekitar 500 ribu dokumen rahasia yang mengungkap “borok” Kerajaan Arab Saudi. Dokumen rahasia sebanyak itu diduga “dipanen” WikiLeaks dari kelompok hacker Yaman.
Dugaan ini muncul setelah sebelumnya ada laporan bahwa kelompok hacker Yaman meretas jaringan sekitar 3 ribu komputer Pemerintah Saudi.
Dokumen rahasia bernama “Saudi Cable’s” itu salah satunya membongkar predikat Saudi sebagai sekutu top Amerika Serikat (AS) dan posisinya sebagai negara adidaya Timur Tengah dengan dukungan senjata AS. Bocoran dokumen itu sinkron dengan kebijakan AS yang selama ini mendukung agresi Saudi terhadap kelompok Houthi di Yaman.
Meski AS tak ikut melakukan agresi secara langsung bersama Saudi, namun negeri Paman Sam itu rajin menyediakan data intelijen, bantuan penasihat militer, hingga bantuan logistik untuk kepentingan agresi Saudi terhadap wilayah Yaman.
Kelompok hacker yang diduga memberikan dokumen rahasia Saudi kepada WikiLeaks menamakan dirinya sebagai “Yemeni CyberArmy”. Kelompok hacker ini pada Mei 2015 lalu meretas jaringan sekitar 3 ribu komputer dan server milik Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pertahanan Saudi.
Sebelumnya juga ada laporan bahwa kelompok hacker untuk pertama kalinya menyerang situs berita pro-Arab Saudi, AlHayat, pada bulan April 2015. Serangan cyber itu untuk memprotes agresi Saudi terhadap wilayah Yaman.
Melalui situsnya, WikiLeaks semalam menyatakan bahwa mereka mendapatkan “harta karun” melimpah berisi ribuan dokumen yang dirilis oleh kelompok hacker “Yemeni Cyber Army” atau Tentara Cyber Yaman. Pemerintah Arab Saudi sampai saat ini belum memberikan konfirmasi soal bocoran dokumen rahasia dari WikiLeaks itu.