Sindo - Presiden Rusia, Vladimir Putin, membantah jika negaranya membangun kekuatan militer yang ofensif di luar negeri untuk menyerang NATO. Putin sadar betul dampak konflik militer global yang mengerikan jika konfrontasi antara Rusia dan NATO pecah.
”Saya berpikir bahwa hanya orang gila dan hanya dalam mimpi mereka yang bisa membayangkan bahwa Rusia tiba-tiba menyerang NATO,” kata Putin, dalam kunjungannya ke Italia, sebagaimana dilansir Russia Today, Sabtu (6/6/2015).
”Saya pikir beberapa negara hanya mengambil keuntungan dari ketakutan masyarakat berkaitan dengan Rusia,” lanjut Putin. Putin menduga ada negara tertentu yang sengaja memelihara ketakutan seperti itu.
Putin mencontohkan AS yang kerap mengungkap adanya ancaman eksternal demi mempertahankan kepemimpinanya di komunitas Atlantik.”Iran jelas tidak sangat menakutkan,” ujar Putin memberkan contoh Iran yang selama ini disebut AS sebagai ancaman.
Presiden Rusia itu menekankan bahwa Rusia hampir tidak memiliki basis kekuatan militer di luar negeri. Kalau pun ada, itu hanya kontingen kecil dari pasukan bersenjata usia yang ada di Tajikistan, sebuah wilayah yang dekat perbatasan Afghanistan. Kontingen itu memang disiagakan karena ada ancaman terorisme yang tinggi dari wilayah sekitar.
Menurut Putin, Rusia telah bekerja untuk merampingkan kehadiran militernya secara global. Sedangkan AS telah melakukan hal yang sebaliknya. ”Kami telah membongkar basis kami di berbagai wilayah dunia, termasuk Kuba, Vietnam, dan sebagainya,” tegas Putin.
”Saya mengundang Anda untuk mempublikasikan peta dunia di surat kabar dan untuk menandai semua pangkalan militer AS di atasnya. Anda akan melihat perbedaannya,” pinta Putin kepada para wartawan.