Sindo - Kisruh sengketa Laut China Selatan antara China dengan negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) bisa memicu perang dunia habis-habisan. Pasalnya, ketegangan itu kini tidak hanya melibatkan China dan negara-negara ASEAN, tapi Amerika Serikat (AS) dan Australia ikut terseret.
Kekhawatiran pecahnya perang dunia akibat kisruh sengeketa maritim itu disampaikan Wakil Dekan Studi Bahasa dan Global Universtitas RMIT, Australia, Profesor Joseph Siracussa, Senin (1/6/2015). Dia memperingatkan bahwa, Australia bisa terjebak di tengah-tengah konflik itu.
Konflik Laut China Selatan semakin memanas, setelah Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, telah memperingatkan bahwa AS tidak akan menghindar dari ancaman China. AS akan nekat melakukan navigasi di Laut China Selatan dengan pesawat militer dan kapal perang karena kawasan itu merupakan kawasan internasional.
Menurut Carter, China telah melakukan pembangunan di kawasan sengekta itu seluas 800 hektare dalam tempo 18 bulan. ”Itulah sebabnya sengketa maritim ini telah menjadi sumber ketegangan di wilayah dan menjadi berita di halaman depan di seluruh dunia,” kata Carter.
Joseph Siracussa, menjelaskan dampak mengerikan dari konflik sengketa maritim itu di kawasan Asia Pasifik. ”Ini adalah (masalah) nomor satu yang menyala di dunia. Ini akan ditonton semua orang,” kata Siracussa.
”Begitu Anda mulai berpikir perang akan datang, Anda mungkin mendapatkannya,” katanya lagi, seperti dilansir news.com.au. ”Ini mungkin bukan perang nuklir, tapi itu akan menjadi neraka yang berantakan dan Australia serta semua tetangganya akan diseret.”
Menurutnya, AS tidak bisa membiarkan 1,5 juta mil persegi dari kawasan Laut China Selatan jatuh ke tangan China. ”China mengatakan, bahwa mereka memiliki klaim untuk itu berdasarkan peta tahun 1948,” ujarnya. ”Itu akan menjadi seperti seseorang yang mengaku setengah dari Australia berdasarkan peta bajak laut,” sindir dia.
Siracussa juga memperingatkan bahwa klaim Beijing di atas wilayah dari Filipina dan Taiwan di Laut China Selatan bisa menyeret AS ke dalam konflik. “China memanjakannya untuk berkelahi,” ucapnya. ”Saat ini Amerika menempatkan tekanan besar pada Canberra untuk berada di satu sisi dengan mereka.
Australia sendiri telah mendesak China dan negara-negara ASENN yang “berkonflik” untuk menandatangani kode etik. Menteri Pertahanan Australia, Kevin Andrews, menyerukan hal itu dalam pidato puncak Konferensi Keamanan Asia Pasifik di Singapura kemarin.
”Kami sangat khawatir pada prospek militerisasi di pulau buatan,” kata Andrews yang mengecam reklamasi Laut China Selatan oleh Beijing. ”Oleh karena itu penting bahwa negara-negara sesegera mungkin membuat kode etik substantif untuk Laut Cina Selatan antara negara-negara ASEAN dan China.”