Hussain melalui akun Twitter-nya telah mengeluh karena tidak mampu menemukan “pengantin jihad”. Mantan petugas keamanan di Inggris itu kini mencoba meyakinkan bahwa pemerintaha Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mudah diakses untuk jadi tempat tinggal para wanita.
Dia mengklaim kehidupan di wilayah ISIS di Suriah begitu damai. Tapi, klaim Hussain itu berlawanan dengan kesaksian para warga dan aktivis Suriah. Warga Raqqa, dengan nama samara Raqqawi menggambarkan tanah kelahirannya di Raqqa yang dulu damai telah jadi mengerikan sejak dikuasai ISIS.
Tapi Hussain, terus berupaya meyakinkan para wanita asing untuk bergabung dengan ISIS. Dia telah menulis di blog dengan judul: ”Is It Safe For Sisters To Come To Sham?” yang bermakna “Inikah Tempat Aman bagi Para Adik Perempuan untuk Datang ke Sham (Suriah)?”.
“(Saya) tidak pernah melihat mayat tergeletak di jalan atau pernah takut bahwa musuh akan menembak saya, sementara ini saya sedang jalan-jalan,” tulis Hussain untuk meyakinkan para wanita yang dia pikat.
Dia menyerukan kepada orang-orang asing untuk berani datang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS. “Klaim telah salah yang menggambarkan ini sebagai negara yang dilanda perang dengan menjatuhkan bom setiap hari dan mayat tergeletak di jalan-jalan,” lanjut tulisan Hussain, seperti dilansir Daily Mail, semalam.
Klaim “militan kesepian” itu juga berlawanan dengan pantauan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Menurut pemantau krisis Suriah itu, ISIS telah mengeksekusi sekitar 2.618 orang di Suriah.
0 Comments
