Sindo - Militer Indonesia memprotes Australia atas perlakuan diskriminatif terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI) selama kompetisi menembak di Victoria, Australia, bulan lalu. Militer Indonesia protes, karena Australia dan Amerika Serikat (AS) yang kalah telak dalam lomba menembak itu meminta agar senjata TNI buatan Pindad dibongkar.
Penembak jitu dari tentara Indonesia mengalahkan Australia, AS, dan Inggris secara telak. Di mana, TNI memenangkan 30 medali emas, 16 perak dan 10 perunggu. Sebaliknya, tentara Australia hanya memenangkan lima emas, sembilan perak dan enam perunggu.
Juru bicara militer Indonesia, Brigadir Jenderal Wuryanto, membenarkan bahwa senjata TNI yang memenangkan lomba di Victoria diminta militer Australia untuk dibongkar dan diperiksa. Wuryanto, seperti pemberitaan ABC.net.au, Kamis (4/6/2015), mengatakan bahwa Indonesia protes karena tidak dalam aturan dan tidak ada pesaing lain yang diminta agar senjatanya dibongkar dan diperiksa.
Kompetisi menembak itu digelar saban tahun. Penembak jitu TNI sudah delapan kali secara berturut-turut telah memenangkan kompetisi itu secara keseluruhan.
Seperti diberitakan Sindonews.com sebelumnya, lomba itu berlangsung pada 20-23 Mei di Puckapunyal, Victoria, Australia. Lomba diikuti 17 tim dari 15 negara untuk memperebutkan 50 medali emas. (Baca: 8 Kali Juara Beruntun, TNI AD Jungkalkan AS dan Inggris)
”Lomba tembak ini merupakan event tahunan yang diadakan oleh Angkatan Darat Australia, dalam rangka memperebutkan piala KSAD sana (Australia)," ujar Pangkostrad Letjen Mulyono di Bandara Soekarno-Hatta, bulan lalu.
Dalam lomba itu, AS hanya mendapatkan, empat medali emas, Inggris tiga medali emas, dan Australia lima medali emas. Sedangkan, Jepang, Brunei Darussalam, Filipina, New Zealand dan Singapura masing-masing mendapatkan satu medali emas. Kanada, Malaysia, Timor Leste, Tonga dan Papua Nugini (PNG) tidak berhasil membawa pulang medali emas.