LiputanIslam – Pangeran Talal bin Abdulaziz,
adik Raja Salman dari Arab Saudi dan putera kedelapan mendiang
Abdulaziz, menyatakan “tak ada baiat bagi orang yang melawan syariat
Islam”. Penolakan terhadap dekrit Raja Salman yang berisikan perombakan
secara besar-besaran terhadap para petinggi dan penerus tahta kerajaan
Saudi itu dinyatakan di halaman Twitternya, Kamis (30/4).
Ayah milyarder terkenal Saudi Walid bin Talal ini mengaku terkejut
atas dekrit Raja Salman itu dan menilainya telah diambil secara spontan
tanpa pertimbangan yang matang.
“Saya kira, dekrit yang diputuskan secara spontan ini, kecuali
kalimat tawakkal kepada Allah, tidaklah sesuai dengan syariat Islam kita
maupun sistem pemerintahan. Sudah pernah saya sebutkan di sini bahwa
tidak ada kata dengar, patuh dan baiat kepada orang yang menyalahi dua
hal ini,” tulisnya.
Sembari menyerukan kepada semua pihak supaya konsisten kepada sistem
baiat, dia juga menegaskan, “Saya ulangi lagi bahwa tidak ada kata
dengar dan taat kepada siapapun yang menduduki jabatan-jabatan tinggi
ini secara bertentangan dengan prinsip-prinsip syariat dan sistem
pemerintahan yang kita semua sudah bersumpah untuk patuh kepadanya.”
Dia lantas menyerukan supaya diselenggarakan pertemuan untuk membahas
masalah ini dengan melibatkan semua putera Abdulaziz dan beberapa
cucunya yang telah memenuhi syarat untuk menjadi anggota Dewan Baiat,
sebagian anggota Majelis Syura, dan para pejabat lain di level nasional.
Seperti diketahui, Raja Salman Selasa (28/4) telah mengeluarkan
dekrit penggantian Putera Mahkota Muqrin bin Abdulaziz al-Saud dengan
Mohammad bin Nayef bin Abdulaziz al-Saud, dan Menteri Luar Negeri Saud
bin Faisal bin Abdulaziz dengan Adel bin Ahmed al-Jubeir.
Dalam dekrit lain Raja Salman juga meningkatkan kedudukan anaknya,
Muhammad bin Salman, dengan mengangkatnya sebagai wakil putera mahkota
yang merangkap wakil perdana menteri, menteri pertahanan dan kepala
dewan ekonomi dan pembangunan.
Banyak kalangan menilai dekrit itu dipicu oleh perebutan kekuasaan di
tengah keluarga al-Saudi sehingga dekrit itu dikeluarkan Salman dengan
tujuan memperkuat posisi diri dan kubunya setelah tiga bulan dia duduk
di atas singgasana kerajaan sepeninggal Raja Abdullah bin Abdulaziz pada
Januari lalu.