LiputanIslam – Armada ke-34 Angkatan Laut (AL)
Iran yang berada di Teluk Aden telah mengirim peringatan kepada kapal
perang dan dua pesawat Amerika Serikat (AS) agar tidak mendekati armada
Iran, sementara di Selat Hormuz kapal perang AS mengawal kapal dagang
Inggris menyusul peristiwa penahanan dan penyitaan kapal berbendera
Kepulauan Marshall oleh otoritas Iran.
Laporan Fars News yang dikutip Alalam Selasa (5/5)
menyebutkan, satu pesawat patroli maritim Lockheed P-3C Orion dan
pesawat pengebom DDG81 milik AS tidak mematuhi jarak standar 5 mil dari
Armada ke-34 AL Iran yang berada di Teluk Aden. Hal ini membuat kapal
frigate al-Borz milik AL Iran mengirim peringatan kepada pihak AS, dan
satuan-satuan pasukan AS itupun segera mengubah haluan dan menjauh dari
armada Iran.
Komandan Armada 34 Iran Kol. Laut Tajuddin mengatakan sudah menjadi
tanggungjawabnya untuk memantau kapal-kapal perang asing di perairan
internasional dan segala sesuatu yang mengancam keamanan nasional Iran.
Menyinggung serangan Arab Saudi dan sembilan negara sekutunya ke
Yaman, dia mengatakan bahwa kapal-kapal perang koalisi pimpinan Saudi
ada di perairan itu dan “membentuk koalisi Arab – Barat untuk menyokong
kejahatan keluarga al-Saud.”
“Keberada kami di sini memberatkan bagi mereka,” katanya.
Armada ke-34 AL Iran yang terdiri atas kapal perang perusak Alborz
dan kapal frigate logistik Bushehr memulai misinya sejak satu bulan lalu
di kawasan Teluk Aden dan Selat Bab el-Mandab.
Kapal Perang AS Kawal Kapal Dagang Inggris
Kapal perang AL AS mulai mengawal kapal-kapal dagang berbendera
Inggris yang melintas di Selat Hormuz menyusul peristiwa penangkapan
kapal kargo berbendera Kepulauan Marshall akhir pekan lalu.
Juru bicara Departemen Pertahanan AS, Pentagon, Kolonel Steven
Warran, Senin lalu (4/5) menyatakan AL AS sedang mengawal satu kapal
Inggirs di perairan strategis dekat Teluk Persia tersebut setelah ada
pembicaraan antara Washington dan London.
“Mereka meminta apabila kami berkenan menyertai kapal-kapal
berbendera mereka yang melewati selat itu,” katanya kepada wartawan,
seperti dikutip Press TV.
Kapal kargo MV Maersk Tigris berbendera Kepulauan Marshall yang
ditahan otoritas Iran belakangan dikabarkan akan dijual, kecuali apabila
perusahaan pemilik kapal kargo itu bersedia mengganti rugi kepada
perusahaan migas Iran.