Liputan – Pasukan Ansarullah (Houthi ) berhasil merontokkan satu unit helikopter tempur Apache milik Arab Saudi, Kamis (7/5). TV al-Masirah
milik Ansarullah melaporkan pesawat itu tertemba jatuh di kawasan
al-Baqa’, provinsi Sa’ad di utara Yaman, setelah mengalami kebakaran
akibat terkena tembakan pasukan Ansarullah.
Menurut al-Masirah, helikopter tempur itu terbang menembaki rumah-rumah penduduk hingga akhirnya tertembak jatuh oleh milisi Ansarullah.
Sementara itu, aktivis Saudi pengguna akun terkenal “mujtahidd” di
medsos Twitter menyatakan sebagian roket dan mortir yang menghajar kota
Najran di bagian selatan Saudi, Selasa lalu (5/5) diluncurkan bukan dari
Yaman, melainkan dari dalam wilayah Saudi sendiri.
“Seandainya roket-roket itu dilesatkan dari arah Yaman maka
seharusnya menerjang bagian selatan dinding bangunan, bukan dinding
utara. Ini menunjukkan bahwa roket-roket itu diluncurkan dari dalam
wilayah Saudi,” tulis pengguna akun yang memiliki jutaan follower Arab
tersebut.
Akun Mujtahidd sendiri tak jelas siapa pemiliknya, tapi banyak
kalangan menduganya sebagai salah satu pangeran Saudi yang beroposisi.
Salah satu orang yang diduga adalah Sa’ad al-Faqih yang berada di
London, Inggris. Akun ini aktif sejak 21 Juli 211 dan kini memiliki
sekitar 1,7 follower Arab yang sebagian besar adalah warga negara Arab
Saudi.
Di bagian lain, sumber-sumber di Yaman menyebutan bahwa satu lagi
pangkalan militer Saudi di provinsi Najran jatuh ke tangan pasukan adat
Yaman. Disebutkan bahwa pangkalan itu adalah milik Brigade 7 Saudi.
Brigade ini dipastikan sudah kehilangan semua perlengkapan militernya
akibat serangan pasukan adat Yaman.
Sebelumnya, beberapa pos dan pangkalan militer Saudi di wilayah
perbatasan negara ini dengan Yaman juga jatuh ke tangan pasukan adat
Yaman pendukung Ansarullah. Selain itu beberapa tentara Saudi juga
ditawan oleh pasukan yang berasal dari beberapa suku Yaman tersebut.
Belum ada satupun di antara pangkalan itu yang berhasil direbut
kembali oleh tentara Saudi. Menurut sumber-sumber Yaman, apa yang dapat
dilakukan tentara Saudi selama ini hanyalah melepaskan peluru-peluru
secara membabi buta dan tanpa sasaran yang jelas di wilayah perbatasan.
Seperti diketahui, Saudi dan sembilan negara sekutunya yang tergabung
dalam satu koalisi telah melancarkan serangan udara ke Yaman sejak 26
Maret lalu dengan target memulihkan pemerintahan presiden pelarian Abd
Rabbuh Mansur Hadi yang jatuh akibat revolusi rakyat yang digerakkan
oleh Ansarullah , namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda bahwa
target Saudi itu akan tercapai.
Sebagian data menyebutkan serangan yang mirip dengan agresi Israel
Jalur Gaza ini telah menewaskan lebih dari 3500 orang yang sebagian
besar adalah warga sipil, termasuk perempuan, anak kecil, dan lansir,
serta melukai sekitar 6000 lainnya.