LiputanIslam – Raja Salman bin Abdulaziz dari
Arab Saudi kembali membuat keputusan yang mengguncang konstalasi politik
di negeri yang dulu bernama Hijaz ini. Raja yang bertahta sepeninggal
Raja Abdullah bin Abdulaziz pada Januari lalu itu mengeluarkan dekrit
lagi berisikan instruksi penggabungan kantor putera mahkota dengan
kantor raja.
Sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi Saudi, SPA, Jumat
(1/5) dalam dekrit baru dinyatakan bahwa perubahan ini diputuskan
berdasarkan permohonan putera mahkota mengenai revisi prosedur
komunikasi antara kantornya dan kantor raja serta penggabungan keduanya
dalam satu instansi.
Raja Salman dalam dekritnya itu menyatakan bahwa perubahan ini
dilakukan demi maslahat umum, dan dalam rangka ini sebuah komisi di
bawah pimpinan kepala kantor kerajaan ditugaskan supaya menyiapkan
langkah-langkah pendahuluan untuk perubahan ini serta mengajukan gagasan
dan pandangannya mengenai masalah ini paling lambat tiga bulan sejak
tanggal dikeluarkannya dekrit.
Meskipun dalam dekrit disebutkan bahwa penggabungan ini diputuskan
berdasarkan permohonan putera mahkota sendiri, namun banyak pengamat
menilainya sebagai bagian dari cara Raja Salman untuk memperketat
kontrolnya terhadap Pangeran Muqrin bin Abdulaziz al-Saud dan para
pendukungnya.
Muqrin adalah orang yang beberapa hari lalu dilengserkan dari
kedudukannya sebagai putera mahkota penerus tahta kerajaan Saudi. Dia
disingkirkan melalui dekrit Raja Salman Selasa lalu (28/4) yang juga
berisikan instruksi pencopotan Saud al-Faisal dari jabatan menteri luar
negeri dan para pangeran Saudi lain dari jabatan penting masing-masing.
Keputusan mendadak Raja Salman itu ditentang oleh adiknya, Pangeran
Talal bin Abdulaziz, yang menganggapnya sebagai keputusan yang
bertentangan dengan syariat Islam dan sistem baiat yang berlaku di
negara ini.
Banyak kalangan menilai dekrit itu dipicu oleh perebutan kekuasaan di
tengah keluarga al-Saudi sehingga dekrit itu dikeluarkan Salman dengan
tujuan memperkuat posisi diri dan kubunya setelah tiga bulan dia duduk
di atas singgasana kerajaan.
Kantor berita Iran, IRNA, dalam laporannya menyebut dekrit terbaru raja Salman itu sebagai gempa politik susulan.
Sementara situs berita Alalam yang juga berbasis di Iran
melaporkan bahwa dekrit terbaru itu dikeluarkan setelah terjadi
penolakan sejumlah besar pangeran Saudi untuk menandatangani baiat
(pernyataan sumpah setia) baru.
Menurut Alalam, berbagai sumber menyebutkan bahwa para elit
keluarga kerajaan yang menolak baiat adalah dari kalangan putera-putera
mendiang Abdulaziz al-Saud atau saudara-saudara Raja Salman sendiri,
terutama Talal, Ahmad, Mut’ab, Bandar, Turki, Abdulrahman, Mamduh dan
Abdul Elah yang semuanya juga merupakan putera mendiang Abdulaziz.