Okezone - Mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh untuk pertama kalinya secara resmi mengumumkan persekutuannya dengan kelompok pemberontak Houthi. Hal itu terjadi setelah dua serangan udara koalisi Arab menghantam tempat tinggalnya di ibu kota Sanaa.
Saleh tidak berada di tempat saat serangan udara itu terjadi, namun tiga orang penjaga tewas dan tiga unit gedung hancur akibat bom pasukan koalisi.
Pria berusia 73 tahun itu dipaksa mundur dari jabatannya sebagai Presiden Yaman pada 2012, setelah protes berkepanjangan dari rakyat Yaman. Dia telah dituduh berkoalisi dengan pihak Houthi sejak Februari 2015, akan tetapi belum pernah secara resmi menyatakan dukungannya hingga hari ini.
Selain menyatakan dukungannya terhadap Houthi, mantan Presiden Yaman itu juga menyampaikan tantangan kepada Koalisi Arab Saudi untuk menyerang Yaman dengan serangan darat, yang sampai saat ini belum dilakukan.
“Anda (Houthi) harus tetap mengangkat senjata, siap mengorbankan nyawa menghadapi serangan musuh ini,” kata Saleh.
“Saya menyebut serangan ini tindakan pengecut. Jika Anda (koalisi Arab Saudi) cukup berani datang dan hadapi kami di medan pertempuran kami akan menyambut Anda. Serangan dengan roket dan pesawat tempur tidak dapat membuat Anda mencapai tujuan Anda,” lanjutnya seperti yang dilansir Al Jazeera, Senin (11/5/2015).
Pernyataan Saleh ini dikeluarkan sesaat setelah Houthi mengisyaratkan akan menerima gencatan senjata selama lima hari yang diajukan Arab Saudi. Gencatan senjata ini diajukan agar bantuan kemanusiaan dapat diberikan kepada rakyat Yaman.
Arab Saudi melalui Menteri Luar Negerinya yang baru Adel Al Jubeir mengajukan gencatan senjata itu pada Kamis 7 Mei 2015, dengan syarat kelompok Houthi menghentikan pertempuran.
Kelompok Houthi mengatakan, pihaknya akan menyambut baik segala tindakan untuk membantu rakyat Yaman, termasuk pemberian bantuan kemanusiaan.
“Kami akan menyambut baik dengan segala usaha, permintaan, atau tindakan yang serius dan positif yang akan membantu meringankan penderitaan serta mengizinkan pemberian bantuan, persediaan, dan kapal-kapal untuk masuk dengan aman ke Yaman,” demikian kata juru bicara Houthi Kolonel Sharaf Luqman.
Meski telah menyetujui gencatan senjata dengan pihak koalisi Arab Saudi, namun Houthi menyatakan akan menghadapi segala serangan dari pasukan Presiden Mansour Hadi.