Aksi pencegatan dua pesawat pembom Rusia Tupolev TU-22M itu sejatinya terjadi Kamis pekan lalu. Namun, baru diungkap kementerian tersebut kemarin (13/9/2015).
“Pencegatan itu adalah prosedur normal ketika pesawat asing mendekati wilayah udara Denmark,” kata Juru bicara militer Denmark, Mayor Erik Boettger.
Menurutnya, dua pesawat pembom Kremlin belum sempat memasuki wilayah udara Denmark. “Tidak ada cara yang dramatis,” ujarnya, seperti dikutip Sputnik. Dalam aksi itu, Denmark mengerahkan pesawat-pesawat jet tempur F-16.
Sementara itu, NATO menegaskan bahwa pesawat militer Rusia telah meningkatkan manuver tidak biasa di wilayah udara Eropa dalam beberapa tahun terakhir.
Pesawat pembom TU-22M pesawat dengan manuver jangka panjang dengan keunggulan di bagian sayap yang dikembangkan oleh Biro Desain Tupolev.
Pesawat pembom tipe ini melakukan penerbangan perdananya kembali pada Agustus 1969. Setelah pengembangan ke versi modern, Rusia masih menggunakan lebih dari 100 pesawat TU-22M sejak 2014 lalu.
Terkait manuver pesawat pembomnya di dekat wilayah udara Denmark, Pemerintah Rusia belum memberikan konfirmasi. Namun, Kremlin sebelumnya menyatakan akan terus melakukan patroli di wilayah udara internasional. - sindo
0 Comments
