Kematian 45 tentara itu menjadi insiden terburuk sejak koalisi Teluk dibentuk bulan Maret 2015. Pemerintah Yaman menyatakan, ada ledakan di gudang senjata di sebuah pangkalan militer di Provinsi Marib timur yang membunuh beberapa tentara UEA.
Putra Mahkota Abu Dhabi yang juga Kepala Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan, melalui Twitter, menegaskan dukungannya untuk pemerintah sah Yaman yang dirongrong pemberontak Houthi.
Baca : Saudi Arabia dan Sekutunya Balas Dendam atas Kematian 45 Tentaranya yang Tewas Akibat Rudal
”Negara bertekad untuk terus mendukung Yaman terhadap ketidakadilan dan agresi,” tulis Nahyan, mengacu pada agresi pemberontak Houthi terhadap pemerintah sah Yaman di bawah kepemimpinan Presiden Abed Rabbo Mansour Hadi yang mencari perlindungan di Riyadh.
Sejak koalisi Teluk meluncurkan serangan ke Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi, sekitar 60 orang, terutama personel militer dari koalisi tewas oleh serangan Houthi. Angkatan Bersenjata UEA dalam sebuah pernyataan yang disiarkan kantor berita negara WAM, Sabtu (5/9/2015), tidak mengungkapkan total jumlah tentaranya yang tewas selama perang di Yaman.
Sementara itu, kubu pemberontak Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan roket yang menewaskan banyak tentara koalisi. Serangan itu diklaim sebagai balas dendam, karena koalisi sudah membunuh banyak pasukan Houthi.
”Pasukan mereka telah membunuh puluhan perwira dan prajurit ketika mereka menembakkan rudal balistik Tochka di kamp. Serangan itu balas dendam atas kejahatan dan perang pemusnahan yang dilakukan oleh agresor Saudi dan tentara bayarannya,” bunyi pernyataan kelompok Houthi. - sindo
0 Comments
