Rusia menggelar parade militer untuk memperingati keberhasilan mereka merebut sejumlah pulau di Pasifik dari tangan Jepang pada akhir Perang Dunia ke-II. Aksi provokatif Rusia ini dinilai akan mengobarkan kembali ketegangan kedua negara atas sengketa teritorial yang telah berjalan lama.
Unjuk kekuatan yang dilakukan oleh Rusia ini dilakukan di Pulau Sakhalin yang berada di Timur Jauh Rusia. Parade ini merupakan bagian dari rencana Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menampilkan kekuatan militer mereka di tengah tegangnya hubungan antara Moskow dengan negara-negara barat akibat krisis di Ukraina.
Siaran televisi memperlihatkan tentara Rusia melangkah berjajar melalui jalan-jalan dengan bunga dan veteran perang untuk merayakan apa yang disebut Moskow dengan pembebasan Sakhalin. Parade itu menampilkan 700 tentara, 24 kendaraan tempur, dan 14 helikopter dan pesawat.
"Ini adalah keputusan pimpinan negara," ujar seorang juru bicara militer timur Rusia, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/9/2015).
Sakhalin berada di dekat Pulau Kuril yang menjadi bagian dari rantai pulau Jepang pada tahun 1945. Pulau yang kaya akan minyak dan gas ini hanya berjarak lebih dari 40 kilometer (24,85 mil) dari Hokkaido, pulau utama Jepang yang berada di sisi utara.
Hal inilah yang diyakini akan memperburuk hubungan Moskow dengan Tokyo. Pasalnya, Jepang telah mengklaim wilayah selatan Kuril sebagai wilayah sebelah utara Jepang. Wilayah ini menjadi sengketa karena keduanya belum menandatangani perjanjian perdamaian resmi pasca perang.
Rusia sendiri telah membangun sejumlah fasilitas militer di wilayah dari pulau-pulau yang masing dalam sengketa. Mereka juga mengklaim dasar laut bagian tengah dari Laut Okhotsk yang memisahkan Kuril dengan daratan Rusia.
Putin sendiri mengaku siap untuk membahas sengketa wilayah dengan Jepang. Namun ia tetap menyalahkan Jepang atas kebuntuan dialog kedua negara. - fb