Koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi meluncurkan serangan balas dendam di Yaman sejak agresi dimulai enam bulan lalu. Serangan itu diklaim koalisi sebagai balas dendam setelah 45 tentara koalisi Teluk tewas terkena roket pemberontak Houthi Yaman.
Serangan balas dendam itu dikonfirmasi Uni Emirat Arab (UEA). Pejabat medis di Yaman menganggap serangan yang menyasar banyak warga sipil ini sebagai “serangan terkejam” yang pernah diluncurkan koalisi Teluk.
Serangan udara balas dendam dimulai sejak hari Minggu. Koalisi Teluk belum akan menghentikan serangan sampai presiden sah Yaman, Abd Rabbo Mansyour Al-Hadi kembali berkuasa di Yaman. Presiden Hadi masih berlindung di Riyadh setelah kediamannya diserang Houthi. (Baca: Diterjang Roket Houthi Yaman, 45 Tentara Koalisi Saudi Tewas)
Serangan udara besar-besaran pesawat-pesawat jet tempur koalisi itu bertepatan dengan pemakaman 45 tentara UEA. Puluhan tentara UEA itu tewas oleh serangan roket Houthi pada Jumat pekan lalu. Pada hari yang bersamaan, 10 warga Arab Saudi dan lima tentara Bahrain juga tewas.
”Balas dendam kami tidak akan butuh waktu lama,” kata Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed yang dilansir sejumlah media UEA. ”Kami akan terus maju sampai kita membersihkan Yaman dari ‘sampah-sampah’ itu,” lanjut dia, yang dilansir Russia Today, Senin (7/9/2015).
Dalam serangan balas dendam pada hari Minggu, pesawat-pesawat koalisi Teluk juga membombardir basis pemberontak Houthi di Sufan utara dan Al-Nahda utara.
Namun, menurut saksi mata di sekitar lokasi serangan, pemboman dilakukan tanpa pandang bulu. Sekolah, restoran hingga kedutaan ikut diserang. Menurut seorang pejabat medis, 17 orang, termasuk mahasiswa yang sedang ujian akhir ikut terkena serangan.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, setidaknya 27 anggota dari dua keluarga tewas oleh serangan udara Koalisi Teluk di Ibu Kota Yaman. Hal itu disampaikan pihak rumah sakit setemapt kepada Reuters. - sindo