Liputan6 - Kondisi memanas Yaman akibat pertempuran antara pemberontah Houthi dan pemerintah kembali dimanfaatkan oleh militan Al Qaeda. Sehari setelah membobol penjara dan membebaskan 300 narapidana, kelompok tersebut dilaporkan merebut sebuah pangkalan militer penting di Mukalla.
"Sementara koalisi pimpinan Arab Saudi terus memasok senjata lewat udara bagi kelompok yang bertempur melawan pemberontak Houthi di kota pelabuhan Aden," demikian diberitakan VOA News, Sabtu (4/4/2015).
Pertempuran bertambah sengit. Pasukan Yaman mencegah pemberontak menguasai kota itu sepenuhnya, yang merupakan kubu terakhir pendukung Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi -- yang telah mengungsi dari Aden minggu lalu.
Pesawat-pesawat tempur koalisi turut andil melancarkan serangan udara. Pihak berwenang mengatakan setidaknya 10 militan tewas dalam pertempuran hari Jumat 3 April.
Pemberontak Houthi berhasil menguasai istana kepresidenan di Aden hari Kamis 2 April, memberikan pukulan telak bagi pihak koalisi. Namun pasukan koalisi loyalis Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi berhasil memukul mundur pasukan mereka, sementara Saudi terus melancarkan serangan udaranya.
Kondisi di Yaman yang kian tak menentu membuat warga asing berbondong-bondong meninggalkan negeri tersebut. Kepulangan warga asing ke negaranya difasilitasi pemerintah masing-masing.
Pakistan pada hari Jumat mengevakuasi hampir 200 warganya dari Yaman. Pemerintah India juga memulangkan 300 lebih warganya dengan menggunakan 2 pesawat milik Angkatan Udara India.