Sindo - Seorang
jenderal petinggi militer Rusia menyatakan bahwa, Amerika Serikat (AS)
menjadi dalang tunggal semua konflik militer modern di dunia. Washington
dan sekutunya dianggap telah menggunakan kekuatan militer terhadap
pihak ketiga lebih dari 50 kali dalam satu dekade.
Pernyataan itu
disampaikan Letnan Jenderal Andrey Kartapolov, Kepala Staf Umum
Direktorat Operasi Utama Rusia. Menurutnya, fokus utama dari Pemerintah
AS sekarang adalah mencegah kemunculan Rusia sebagai alternatif pemegang
kekuasaan dunia.
”AS tampaknya menjadi penghasut utama dari
semua konflik militer di dunia. Negara-negara Barat telah mulai menahan
diri sebagai 'arsitek' dari sistem hubungan internasional, meninggalkan
peran AS sebagai satu-satunya negara adidaya di dunia,” kata Kartapolov
pada konferensi militer yang didedikasikan untuk peringatan 70 tahun
kemenangan Rusia dalam Perang Dunia II, sebagaimana dilansir Russia Today, semalam (24/4/2015).
Jenderal
Rusia itu memberikan contoh terbaru yakni, soal krisis Yaman.
Menurutnya, Koalisi Teluk pimpinan Arab Saudi yang memerangi kelompok
Houthi di Yaman menggunakan senjata buatan AS. Dia juga merinci
negara-negara yang saat ini dilanda kekacauan dengan munculnya kelompok
ISIS dan al-Qaeda yang bermula dari intervensi militer AS.
Negara-negara
itu, kata Kartapolov, antara lain Afghanistan, Irak, Libya, Yaman,
Pakistan, Somalia dan Suriah. “Enam kali operasi (militer pimpinan AS)
telah dilakukan dan telah melampaui ke konflik regional bersenjata.
Hasil menyedihkan,” katanya.
Juru bicara Kementerian Pertahanan
Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, menambahkan intervensi militer
AS terkini yakni, dalam konflik di Ukraina. AS telah mengerahkan ratusan
instruktur militer ke Ukraina untuk melatih pasukan Kiev dalam melawan
separatis pro-Rusia di Ukraina timur.
Namun, Konashenkov
menegaskan bahwa, Washington mengirimkan ratusan tentaranya di Ukraina
bukan untuk melatih pasukan Kiev.”Tetapi (mengambil posisi) langsung di
zona tempur di dekat Mariupol, Severodonetsk, Artyomovsk dan
Volnovakha,” ujarnya.
Pemerintah Obama belum menanggapi tudingan
militer Rusia. Namun, selama bersitegang dengan Rusia, Washington selama
ini menyalahkan Moskow, terutama dalam konflik di Suriah dan Ukraina
timur.