Sindo - Pemberontak
Houthi Yaman melakukan serangan mortir di wilayah perbatasan Yaman dan
Arab Saudi. Sebanyak tiga serdadu Saudi tewas diterjang mortir milisi
Houthi Yaman.
Departemen Pertahanan Saudi mengatakan, serangan
mortir terjadi Jumat lalu sebelum pesawat yang sarat dengan bantuan
medis tiba di Ibu Kota Sanaa, Yaman, pada Sabtu kemarin. Sanaa sendiri
masih dikuasai pemberontak Houthi.
Menurut departemen itu,
insiden yang menewaskan tiga serdadu penjaga perbatasan Saudi terjadi di
wilayah Najran, perbatasan Yaman dan Saudi. Pasukan Saudi telah
membalas serangan itu dengan rentetan tembakan.
Kementerian
Pertahanan Saudi mengklaim telah menewaskan sekitar 500 milisi Houthi
Yaman di sepanjang wilayah perbatasan sejak agresi militer di Yaman
dimulai akhir bulan lalu.
Sejak agresi militer terhadap Houthi
di Yaman berlangsung lebih dari dua minggu, Saudi mulai curiga bahwa
pasukan Iran ikut bertempur di Yaman untuk membela milisi Houhti.
Kecurigaan Saudi muncul setelah dua perwira militer Iran dilaporkan
ditangkap di Kota Aden selatan.
Juru bicara operasi militer
Koalisi Teluk, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, mengatakan, bahwa koalisi
tidak mengesampingkan kemungkinan keterlibatan pasukan Iran dalam
perang di Yaman. Hal itu dia sampaikan dalam konferensi pers di Riyadh,
seperti dilansir Al Arabiya, Minggu (12/4/2015).
Menurut Reuters, para
milisi lokal loyalis Presiden Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi,
menyatakan, bahwa dua perwira militer Iran yang ditangkap itu merupakan
perwira elite di korps Garda Revolusi Republik Islam.
Seorang
anggota milisi setempat mengatakan, kedua perwira militer Iran itu
berpangkat kapten dan kolonel. "Keduanya ditangkap di dua wilayah yang
berbeda," kata seorang anggota milisi loyalis Presiden Hadi yange
berbicara dalam kondisi anonim.