Sindo - Arab
Saudi mengaku telah membombardir landasan pacu di Bandara Sanaa, Yaman
untuk mencegah pendaratan pesawat Iran. Pesawat Iran dihalangi untuk
mendarat karena diduga menolak untuk berkoordinasi dengan Koalisi Teluk
yang dipimpin Saudi.
Serangan terhadap bandara itu disampaikan juru bicara Koalisi Teluk, Brigadir Jenderal Ahmed Asseri, kepada Reuters, yang dilansir Rabu (29/4/2015). Menurutnya, pesawat tidak berkoordinasi dengan otoritas setempat dan mengabaikan peringatan.
Sementara itu, kantor berita pemerintah Iran, IRNA, melaporkan
bahwa, pesawat yang hendak mendarat itu milik kelompok Bulan Sabit
Merah. Pesawat itu membawa makanan dan obat-obatan. Namun, pesawat jet
tempur Saudi mencoba untuk memaksa pesawat itu hengkang dari Bandara.
Yaman saat ini sudah di ambang bencana kemanusiaan, setelah Koalisi
Teluk tidak memungkinkan setiap kapal atau pesawat termasuk yang membawa
bantuan kemanusiaan masuk ke Yaman. Kapal atau pesawat boleh masuk
setelah dibersihkan oleh militer Koalisi Teluk.
Sejak dilanda
perang, sekitar 12 juta rakyat Yaman mengalami kekurangan makanan,
selain itu jutaan warga hidup tanpa bahan bakar dan kekurangan air
bersih.
”Kekurangan air dalam taraf yang parah. Orang mengantre untuk mendapatkan gas dan sereal,” kata salah satu warga Sanaa kepada Russia Today.
“Embargo udara dan laut oleh Saudi memukul kita lebih keras daripada
pemboman. Saya lebih baik mati dalam serangan udara daripada kelaparan.
Ini adalah kematian yang lambat,” imbuh warga Sanaa lainnya.