Sindonews - Dalam
tempo 24 jam, sekitar 140 orang tewas dalam perang sengit di Aden,
Yaman. Perang itu melibatkan pasukan Houthi dan pasukan loyalis Presiden
Yaman, Abed Rabbo Mansour Hadi.
Akibat perang yang terus
berkecamuk di Aden tersebut, Komite Palang Merah Internasional (ICRC)
menunda pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan rakyat
Yaman.
Para pekerja bantuan telah memperingatkan situasi di
wilayah Yaman tersebut sudah mengerikan. Selain perang sipil, agresi
militer Arab Saudi dan koalisi Teluk terhadap milisi Houthi ikut
memperparah situasi.
Para pejabat di Yaman mengatakan,
setidaknya 19 milisi Houthi dan 15 milisi pro- Presiden Hadi tewas
semalam di Kota Daleh, sebelah utara dari pusat Kota Aden. Tujuh orang
lainnya tewas di Provinsi Abyan selatan.
Sedangkan serangan
udara koalisi Teluk berlangsung di pangkalan udara Al-Anad, di dekat
Abyan serta di pangkalan militer di Lahj. Dalam agresi itu, sepuluh
milisi dilaporkan tewas.
Secara terpisah, juru bicara koalisi
Teluk Brigadir Jenderal Ahmed Al-Asseri, mengatakan, prioritas misi dari
koalisi Teluk adalah melindungi rakyat sipil Yaman dan warga sipil
asing yang ada di negara itu. (Baca: Saudi: Koalisi Teluk Tak Berniat Perang di Yaman)
”Keamanan warga Yaman tetap prioritas utama kami,” katanya, seperti dikutip Arab News,
Selasa (7/4/2015). “Milisi Houthi masih menunjukkan tindakan bermusuhan
terhadap penduduk dan warga, yang bukan sasaran militer,” lanjut dia.