LiputanIslam - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov
tengah terlibat perselisihan sengit dengan Mendagri Rusia menyusul
insiden penembakan seorang warga Chechnya oleh kepolisian Rusia.
Insiden ini terjadi tanggal 19 April ketika kepolisian dari wilayah
Stavropol melakukan aksi penangkapan di Grozny, ibukota Chechnya. Misi
mereka adalah menangkap warga Chechnya Dzhambulat Dadaev, buronan
kepolisian federal yang dituduh melakukan penganiayaan.
Namun operasi penangkapan ini berujung pada kematian Dadaev yang
ditembak setelah menabrakkan mobilnya ke kendaraan polisi dan berusaha
kabur.
Kadyrov pun langsung menyatakan kemarahannya karena operasi itu
dilakukan tanpa sepengetahuan otoritas Chechnya yang dipimpinnya.
“Saya secara resmi mengatakan bahwa jika sekelompok orang bersenjata
beroperasi di wilayah kita tanpa kita mengetahuinya, tidak peduli mereka
adalah warga Muscovites (penduduk Moskow) atau warga Stavropol,
menembak orang hingga tewas, maka kita harus membuat perhitungan,” kata
Kadyrov dalam pertemuan dengan pejabat-pejabat keamanan Chechnya minggu
lalu, seperti dilansir Russia Today, Senin (27/4).
Menanggapi komentar keras itu Kementrian Dalam Negeri Rusia
menyebutnya sebagai ‘tidak bisa diterima’. Kemendagri Rusia membantah
tuduhan Kadyrov dan menyebutkan bahwa kepolisian Stavropol telah
memberitahukan kepada kolega mereka di Chechnya tentang operasi itu,
bahkan kepolisian Chechnya pun menawarkan bantuannya.
Kadyrov masih berusaha mengurangi ketegangan dengan menyatakan
kesediaannya untuk mundur dari jabatan yang didudukinya sejak tahun
2007.
“Saya hanya seorang prajurit di hadapan panglima tertinggi (President
Vladimir Putin). Jika saya diperintahkan diperintah, saya akan
mengikuti 100 persen. Jika saya diperintahkan untuk pergi, saya akan
pergi. Saya bahkan siap untuk mati,” katanya kepada RIA Novosti, Jumat
(24/4).
Namun ia kembali menuduh Kemendagri telah memutarbalikkan fakta dan
bersikukuh bahwa aparat di bawahnya tidak mengetahui operasi penangkapan
itu. Kadyrov juga mengecam aksi kepolisian Stavropol yang melakukan
operasinya dengan mengenakan penutup kepala. Ia menyebut aksi semacam
itu sebagai aksinya ‘bandit-bandit’. Ia menuduh kepolisian Stavropol
telah ditipu oleh Kemendagri Rusia dalam operasi itu.
Komisi Penyidik Chechnya dikabarkan tengah menyelidiki kasus ini untuk melawan kepolisian Stavropol.