LiputanIslam - Komandan NATO, akhir pekan lalu
menuduh Rusia tengah membangun kekuatan di perbatasan Ukraina sebagai
persiapan offensif baru kelompok separatis di Ukraina timur.
Sekkend NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa Rusia terus
meningkatkan bantuannya kepada kelompok separatis, termasuk dengan
pelatihan dan perlakatan militer termasuk drone-drone, meski gencatan senjata tengah berlangsung.
Stoltenberg mengatakan bahwa langkah Rusia itu telah mencederai
gencatan senjata yang disepakati di Minsk bulan Februari lalu. Ia
menyebut lebih dari 1.000 peralatan militer Rusia telah dikirimkan ke
Ukraina timur selama sebulan terakhir, termasuk tank-tank, artileri dan
unit-unit pertahanan udara.
“Ini membuat kita menaruh perhatian serius bahwa kelompok separatis
akan melancarkan serangan lagi tanpa peringatan,” kata Stoltenberg
sebagaimana dikutip Russia Today.
Ia mengakui tidak mengetahui pasti apa yang akan dilakukan Rusia dan
kelompok separatis, “Namun kami mengetahui pasti kekuatan mereka,”
tambahnya.
Menanggapi tuduhan itu, beberapa pejabat Rusia menuduh balik AS
sebagai pihak yang melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan
mengirimkan instruktur-instruktur militernya ke Ukraina. Jubir Kemenhan
Rusia Mayjend Igor Konashenkov menuduh para instruktur tersebut
ditempatkan di dekat garis perang, sehingga mengindikasikan adanya
rencana offensif oleh pasukan Ukraina. Sementara AS mengklaim para
instruktur itu ditempatkan di barat Ukraina, jauh dari wilayah konflik.
“Kami telah melakukan pelatihan ini selama 20 tahun,” kata Jubir
Kemenlu AS Marie Harf kepada wartawan, membantah tuduhan Rusia itu